Ini disebabkan karena vaksin COVID-19 akan berkurang efektivitasnya sejalan dengan waktu.
"Dengan dua dosis, kita masih mendapat perlindungan, tapi perlindungan dari kemungkinan terkena Omicron hampir nol," kata Professor Esterman.
Pakar penyakit menular, Peter Collignon, mengatakan manfaat vaksin booster adalah bagi lansia, yang menghadapi kemungkinan paling besar terkena komplikasi serius bila diserang COVID-19.
Menurut data yang dikumpulkan media Nine Newspapers, sekitar 900 ribu warga Australia berusia di atas 60 tahun belum mendapatkan vaksinasi booster.
"Vaksinasi akan menurunkan risiko. Tiga dosis, bagi kami yang lansia melindungi 20 kali lipat dari kemungkinan meninggal," kata Professor Collignon dari Australian National University di Canberra.
Dia mengatakan contoh yang paling baik sebagai perbandingan saat ini mengenai efektivitas vaksin adalah di Hong Kong di mana jumlah kasus dan kematian meningkat tinggi di kalangan lansia,
"Tingkat vaksinasi di Hong Kong di kalangan mereka yang berusia 30 tahun dan 40 tahunan cukup tinggi, namun di kalangan lansia rendah, hanya sekitar 30 persen yang sudah mendapatkan vaksinasi dua dosis," katanya.
"Mereka sekarang mengalami tingkat kematian tertinggi di dunia."
Professor Collignon mengatakan bahwa Australia harus berusaha mencapai target 95 persen vaksinasi booster bagi mereka yang berusia di atas 70 tahun, dan juga menyarankan kalau hal tersebut bisa juga dilakukan terhadap mereka yang berusia di atas 50 tahun.
Baca Juga: Australia Bersiap Jalani Kehidupan Normal Baru, Bakal Anggap Covid-19 Serupa Flu Biasa
Bagaimana dengan menurunnya kekebalan? Dan varian BA.2?
Tingkat efektivitas vaksin booster, sama seperti vaksin pertama dan kedua akan menurun sesuai dengan berjalannya waktu, terutama terhadap serangan penyakit.