Suara.com - Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, mengingatkan masyarakat dan pemerintah Indonesia untuk tidak mengabaikan tren peningkatan kasus Covid-19 di kawasan Asia Tenggara.
Peringatan ini disampaikan menyusul lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah negara tetangga dan mulai munculnya laporan peningkatan kasus di dalam negeri.
"Di awal Juni sekarang ini berbagai media memberitakan kenaikan lebih lanjut kasus Covid-19 di Thailand. Selain ada ribuan kasus baru dan juga sudah terjadi cukup banyak kematian, maka ada juga daerah Samut Prakan yang sudah memberlakukan sekolah on line pada Ratwinit Bangkaeo School di distriik Bang Phli," kata Tjandra dalam keterangannya, Rabu (4/6/2025).
Ia juga menyoroti perkembangan serupa di Australia. Saat berada di Brisbane pekan lalu sebagai Adjunct Professor di Griffith University, ia mendapat laporan tentang varian baru NB.1.8.1 yang mulai menyebar seiring masuknya musim dingin di negara tersebut.
Melihat dinamika ini, Prof. Tjandra menegaskan perlunya lima langkah penting untuk meningkatkan kewaspadaan nasional.
Pertama, ia mendorong pemerintah untuk memperkuat surveilans epidemiologis dan genomik, guna mendeteksi jumlah kasus dan varian virus yang beredar. Ia menekankan pentingnya keterbukaan informasi kepada publik soal varian yang dominan di Indonesia saat ini.
Kedua, ia menyarankan agar pemerintah sebaiknya memberikan vaksin Covid tambahan untuk kelompok risiko tinggi dengan jeda waktu setahun setelah vaksinasi terakhir.
"Akan baik kalau ada data tentang varian/sub varian apa yang beredar di Indonesia yang secara jelas dihubungkan dengan ketersediaan vaksin di negara kita," katanya.
Langkah ketiga, lanjutnya, dengan memperkuat kerja sama regional, khususnya dengan ASEAN dan WHO, dalam memantau pola epidemiologi global. Ia mendorong peningkatan peran ASEAN Center for Public Health Emergencies and Emerging Diseases (ACPHEED) untuk koordinasi respons kawasan.
Baca Juga: Imbau Tak Terlalu Khawatir Soal Covid-19, Menkes: Ini Varian Relatif Tak Mematikan
Keempat, Prof. Tjandra menegaskan bahwa Covid-19 masih ada di tengah masyarakat.
"Kasusnya masih ada di berbagai negara, termasuk negara kita juga. Jadi karena ada kasus, maka tentu saja ada kemungkinan variasi peningkatan kasus dari waktu ke waktu," tuturnya.
Adapun langkah kelima, ia menekankan pentingnya masyarakat untuk kembali menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yang menurutnya menjadi modal utama untuk menjaga daya tahan tubuh, baik terhadap Covid-19 maupun penyakit lain.
Secara umum kita dapat katakan bahwa peningkatan kasus COVID-19 di beberapa negara tetangga perlu kita amati dengan cermat, tentu tidak perlu panik tetapi jelas harus waspada, tidak bisa diabaikan begitu saja," pesannya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah melaporkan situasi Covid-19 kepada Presiden Prabowo Subianto. Laporan itu disampaikan dalam pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (3/6) lalu.
Budi mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir terkait perkembangan Covid-19 karena virus yang beredar disebut varian tidak mematikan.