Ia menyebutkan dalam seminggu, pengeluaran keluarganya untuk bensin saja paling sedikit AU$250 dan belanja kebutuhan pokok AU$500 atau lebih dari Rp5 juta per pekan.
Laporan ABC menyebutkan bila tingkat harga bensin terus bertahan di angka saat ini, maka pengeluaran untuk bensin bertambah AU$670 hingga AU$1.150 per tahun.
"Belum lagi buat jajan, tagihan listrik, air, gas, hadiah ultah, dan lain-lain," ujarnya.
Maria mengaku keluarganya sekarang sudah mengurangi makan di restoran.
Bahkan, dia bersama suami dan anak-anaknya kini sering membawa bekal makanan sendiri.
"Puji Tuhan. Income kami masih mencukupi, tapi enggak bisa sesukanya lagi. Misalnya beli tanaman sama koleksi tas dan sepatu, terpaksa puasa dulu walau tangan ini sudah gatal [ingin membeli]," kata Maria.
Untuk menyiasati kenaikan harga BBM saat ini, Calia Pratama, seorang warga lainnya, memilih untuk memonitor Petrol Spy, situs yang berisi daftar pompa bensin dengan harga jualnya masing-masing.
"Saya selalu mencari harga terendah dan juga menggunakan fuel docket [nota belanja yang memiliki program diskon] dari supermarket Woolworth, Coles atau IGA," katanya.
Sedangkan untuk belanja kebutuhan pokok, Calia mengaku berbelanja dengan cara bulky atau borongan, karena menurutnya "lumayan menghemat pengeluaran".
Baca Juga: Pemerintah Australia Dituntut karena Proses Visa Kemanusiaan yang Lama
"Untuk makanan dan minuman terkadang supermarket menjual barang yang masa kadaluwarsanya sudah mau habis dengan harga diskon nyaris 75 persen. Jadi, tinggal pintar-pintarnya kita saja mengolahnya," tuturnya.