Bangun IKN Nusantara Pakai Urunan Duit Rakyat karena Pemerintah Tak Mampu, Anggota DPR: Bagus-bagus Saja Lho

Kamis, 31 Maret 2022 | 11:52 WIB
Bangun IKN Nusantara Pakai Urunan Duit Rakyat karena Pemerintah Tak Mampu, Anggota DPR: Bagus-bagus Saja Lho
Ilustrasi Tugu Titik Nol di IKN Nusantara, Kaltim. [Dok. Kementerian PUPR]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota DPR RI Desmond J. Mahesa mengkritik langkah pemerintah yang merencanakan pembiayaan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) melalui urunan dana atau crowdfunding dari masyarakat. 

Desmond menyoroti pernyataan pemerintah di awal yang justru terkesan tidak memiliki rintangan dalam pembiayaan pembangunan IKN. Namun faktanya saat ini, pembangunan tersebut justru menharapkan dana patungan dari rakyat.

"Kalau kami lihat statement dari awal masalah handicap dana itu gak ada. Karena dari awal presiden bilang tidak menggunakan dana APBN. Ke sininya ada dana APBN, ke sininya ada dana dari masyarakat dan macam-macam," kata Desmond kepada wartawan, Kamis (31/3/2022).

Desmond justru mempertanyakan apakah nantinya proyek pemindahan ibu kota itu akan terkejar sesuai target atau tidak. Mengingat investor yang mulai pamit dari mega proyek tersebut, semisal Softbank.

"Pertanyaannya proyek ini terkejar gak, terkejar dari target gak? Yang hari ini donatur yang diomongan dulu pada lari kan, kalau tidak terkejar itu jadi mangkrak. Kalau ini mangkrak apa yang terjadi dengan undang-undang, ini yang jadi persoalan hari ini dan kami harus prihatin," tutur Desmond.

Sebagai pendapat pribadi, Desmond berpandangan bahwa sedari awal pemerintah memang dinilai tidak mampu untuk membangun IKN. Hal itu utamanya dilihat dari sisi pembiayaan yang membutuhkan dana fantastis.

Anggota Dewan Pembina Gerindra Desmond J Mahesa. [Suara.com/M Yasir]
Anggota Dewan Pembina Gerindra Desmond J Mahesa. [Suara.com/M Yasir]

Meski tidak mampu, namun pemerintah dari awal mengkomunikasikan bahwa pembiayaan IKN seolah baik-baik saja. Tetapi belakangan justru seperti memiliki hambatan, sampai-sampai berencana menghimpun dana urunan dari masyarakat.

"Memang dari awal tidak mampu kok karena sumber pendapatan negara kita tidak bagus kan, ditunjang oleh utang. Pertanyaannya yang terkomunikasi dari awal itu seolah-olah ada yang danain kenyataannya hari ini tidak ada," kata Desmond.

"Kalau dulu ada pendanaan tidak pakai APBN katanya, sekarang pakai APBN sekarang menarik dana dari masyarakat," sambungnya.

Baca Juga: Puan Maharani: Pastikan Pasokan Biosolar Aman Agar Tak Ganggu Logistik saat Ramadan!

Sementara itu, Anggota DPR RI Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul berpandangan tidak ada yang salah dari rencana pemerintah menghimpun dana urunan masyarakat untuk pembangunan IKN.

Ketua DPP Bidang Bappilu PDI Perjuangan Bambang Wuryanto. [Suara.com/Novian Ardiansyah] 
Ketua DPP Bidang Bappilu PDI Perjuangan Bambang Wuryanto. [Suara.com/Novian Ardiansyah] 

"Ya bagus-bagus saja lho, ya memang begitu bunyi undang-undangnya bunyi UU IKN seperti itu," kata Bambang.

Bambang menegaskan selama masyarakat tidak mempermasalahkan dan tidak ada paksaan, maka urunan dana untuk membangun IKN bisa saja dilakukan. Tetapi tentu harus dipastikan berul aliran dana yang dipakai untuk urunan tersebut bersih, bukan merupakan dana hasil kejahatan.

"Kenapa tidak? Kalau dikau suka, kau punya duit, kemudian kau patungan membangun sesuatu diizinkan selama itu tidak melanggar peraturan perundang-undangan untuk IKN, UU IKN sudah clear dikau boleh baca, skema pembiayaan ada di pasalnya," kata Bambang.

Bambang juga meyakini bahwa rencana menghimpun dana urunan itu bukan berarti mencerminkan pemerintah yang tidak mampu dari sisi pembiayaan.

"Oh ya tidak dong, kalau itu pasti enggak dong. Tidak ada kewajiban kalau yang itu. Kalau menggalang dana, kalau orang mau menyumbang boleh gak? Ya boleh lah kalau itu clear semua pendanaannya," tandas Bambang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI