Diketahui letusan tersebut mengakibatkan Gunung Krakatau Purba hancur dengan menghasilkan kaldera pada bawah laut. Pada tepi kawahnya terbentuk tiga pulau, yaitu Pulau Rakata, Pulau Panjang (Pulau Rakata Kecil), dan terakhhir Pulau Sertung.
Karena adanya dorongan vulkanik dari dalam perut bumi Pulau Rakata, salah satu pulau hasil dari letusan Gunung Krakatau Purba yang terjadi pada abad ke-5 Masehi, membentuk gunung baru yang terbuat dari batuan basaltic. Saat proses ini, tercipta dua gunung lain pada kawah yang sama, yaitu Gunung Danan dan Gunung Perbuwatan.
Diketahui, pada masa prasejarah, ahli geologi telah memperkirakan bahwa di masa purba, ada gunung yang sangat besar di Selat Sunda. Gunung tersebut kemudian meletus dengan dahsyat sehingga menyisakan sebuah kaldera (kawah besar) yang disebut Gunung Krakatau Purba. Gunung tersebut meletus pada tahun 416 Masehi dan mengakibatkan dua pertiga bagian gunung tersebut hancur.
Letusan dari gunung api tersebut menyisakan tiga pulau kecil yang diberi nama Pulau Sertung, Pulau Rakata atau Krakatau besar, dan Pulau Panjang atau Krakatau kecil. Adanya pertumbuhan lava yang terjadi dalam kaldera Rakata ini kemudian membentuk dua pulau vulkanik yaitu Danan dan Perbuatan.
Lebih lanjut Gunung Danan dan Gunung Perbuatan tersebut menyatu menjadi satu pulau dengan Pulau Rakata tempat Gunung Rakata berdiri. Persatuan dari gunung api inilah yang kemudian disebut Gunung Krakatau.
Seperti itulah sejarah Gunung Anak Krakatau yang baru-baru ini statusnya ditingkatkan menjadi siaga. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa