Pada awalnya, bangunan candi dikerjakan di atas bukit. Dengan cara sebagin puncak bukit diratakan dan pelataran diperluas. Seperti yang telah diketahui sebagian besar bangunan Candi Borobudur dibangun dengan menggunakan batu andesit. Namun ternyata tidak semuanya.
Proses pembangunan bukit menggunakan tanah yang dipadatkan dan ditutupi dengan batu. Struktur batu yang digunakan untuk pembangunan ini mirip dengan cangkang telur. Sisa bagian bukit kemudian ditutup dengan struktur batu lapis demi lapis. Awal dari pembangunan candi disusun menyerupai bangunan piramida berundak.
2. Tahap Kedua dan Ketiga (792 Masehi)
Pada tahap kedua, ditambah dua undukan berbentuk persegi meliputi pagar langkan dan satu undak melingkar di atasnya. Pada bagian undak memiliki stupa tunggal yang berukuran besar.
Sementara, pada tahap ketiga terjadi perubahan rancangan bangunan. Bagian undak atas lingkaran dan stupa tunggal induk dibongkar. Stupa kemudian diganti tiga undak lingkaran, sementara stupa-stupa kecil lainnya dibangun berbaris melingkar pada pelataran undak-undak. Stupa besar diletakkan pada bagian tengah.
3. Tahap Keempat (824 Masehi)
Pada tahap keempat, bangunan candi mengalami perubahan kecil. Seperti penambahan pagar langkan terluar, penyempurnaan relief, perubahan tangga, pelebaran ujung kaki, dan juga pelengkung atas gawang pintu. Kemudian, bangunan Borobudur mengalami perubahan terakhir pada undakan melingkar dan selanjutnya dilakukan pelebaran ukuran pondasi.
4. Tahap Kelima (1811 Masehi)
Kemegahan Candi Borobudur sempat mengalami kesirnahan selama berabad-abad karena terkubur tanah dan debu vulkanik. Kemudian pada masa jabatan Thomas Stamford Raffles sebagai Gubernur Jenderal di pulau Jawa pada 1811 popularitas Borobudur mulai kembali terjadi.
Baca Juga: Kemendikbudristek Buka Data Kenapa Candi Borobudur Harus Segera Diselamatkan
Tersiarnya kabar penemuan Candi Borobudur ini tak hanya menjadi kabar gembira bagi masyarakat. Namun juga menjadi malapetaka karena terjadi kerusakan dibeberapa struktur. Hingga pada akhir 1960-an pemerintah Indonesia meminta bantuan kepada UNESCO untuk menangani permasalahan di Candi Borobudur.