Petani jagung juga masih mengalami gonjang ganjing harga jual walaupun ada harga patokan jagung pipil. Inilah yang membuat petani berpikir dua kali untuk menanam jagung.
Insentif dan harga dasar
Petani memiliki prinsip ekonomi yang kuat untuk memilih komoditas yang tepat. Pertama menjadi pertimbangan adalah jaminan harga jual dan kemudahan menjual hasil panen. Jika harga jual di bawah biaya pokok produksi, maka petani akan memilih aman untuk bertanam padi.
Selama harga jagung dan kedelai saat panen belum pasti, termasuk penampungnya, maka lebih baik kembali tanam padi, walaupun secara teori menanam padi tiga kali justru akan memperpanjang siklus hama padi.
Sudah saatnya ada BUMN yang bergerak untuk menjamin pembelian jagung dan kedelai karena dua komoditi itu pasti mempunyai pasar kuat di dalam negeri.
Kalau dikembalikan ke Bulog untuk menyerap semua kedelai petani akan lebih baik, sehingga seperti dulu jalinan Bulog dan Koperasi Tahu Tempe menjadi mitra saling menguntungkan.
Setelah itu baru dirancang luasan lahan kedelai setiap kabupaten dengan insentif khusus, seperti benih unggul, pupuk dan pestisida.
Lebih baik dirancang pembukaan lahan baru khusus kedelai yang tidak banyak membutuhkan irigasi teknis. Dalam satuan lahan yang lebih luas, sehingga memungkinkan penggunaan mekanisasi pertanian dan pengendalian hama terpadu.
Saat ini lonjakan harga kedelai dunia yang membuat harga kedelai di dalam negeri melonjak sampai Rp11.800 per kilogram, sehingga seharusnya menjadi peluang untuk merangsang petani menanam kedelai.
Rata-rata biaya produksi kedelai lokal mencapai Rp7.000 per kilogram, sehingga masih ada marjin yang cukup bagi swasta untuk terjun.
Jagung paling mungkin
Dari tiga komoditi itu, jagung sebenarnya paling mungkin bisa swasembada karena teknologi budi daya relatif mudah, tidak membutuhkan banyak air dan harga jual yang diproyeksikan terus naik.
Harga normal jagung adalah kisaran Rp 4.000-4.500 per kg, sementara saat ini bisa mencapai Rp 6.000 per kg, bahkan lebih mahal di beberapa daerah. Ini peluang bagi daerah yang mempunyai lahan tidur cukup luas.
Baca Juga: Jelang Lawan Nepal, Timnas Indonesia Dapat Dukungan Spesial dari Luis Milla: Vamos, Indonesia
Ini seperti mengikuti harga jagung dunia dimana pada Rabu (20/4/2022) harga jagung dunia tercatat 8 dolar AS per gantang (25,4 kg) atau Rp4.560 per kilogram. Ini rekor tertinggi sejak September 2012.