"Terutama karena korbannya banyak anak-anak. Baik yang terjadi di lingkungan keluarga, ataupun korban di bawahpelindungan suatu lembaga pendidikan, termasuk lembaga pendidikan keagamaan berasrama-pesantren," katanya.
Hingga kekinian, kata Luluk, aparat penegak hukum di lapangan yang masih kesulitan menjadikan UU TPKS sebagai rujukan dalam penanganan kasus kekeraaan seksual.
Hal itu lantaran tidak adanya sosialisasi, SOP, pelatihan dan bimbingan teknis terkait hukum acara yang digunakan dalam UU TPKS.
Polisi Dihalau saat Tangkap Mas Bechi
Penjemputan paksa yang dilakukan Polisi terhadap Moch Subchi Al Tsani (MSAT) tidak berjalan dengan mulus. Bahkan polisi terpaksa mengamankan puluhan orang lantaran menghadang petugas.
Puluhan orang tersebut menghalangi petugas yang ingin masuk ke area pesantren Shiddiqiyyah, Ploso. Kebanyakan dari mereka adalah simpatisan MSAT serta santri pondok pesantren tersebut.
Kami tadi sempat memilah milah dan kami sudah angkut tiga truk belum kita data jumlahnya," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto saat ditemui di lokasi, Kamis (7/7/2022).
![Sejumlah orang yang diamankan saat upaya jemput paksa MSAT tersangka kekerasan seksual di Pesantren Shiddiqiyyah, Desa Losari, Kecamatan Ploso, Jombang, Kamis (7/7/2022). [SuaraJatim.id/Zen Arivin]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/07/07/76157-upaya-penangkapan-msat-di-pesantren-shiddiqiyyah-jombang.jpg)
Berdasarkan pemeriksaan sementara, puluhan orang yang diamankan adalah sukarelawan MSAT. Diduga mereka sudah disiapkan untuk menghadang petugas polisi jika sewaktu-waktu melakukan penjemputan paksa.
"Mereka sukarelawan, dadi relawan dari luar-luar daerah itu ada. Nanti kita data, yang kita bawa 3 truk," ucapnya.
Baca Juga: Polisi Tahan Anak Kiai Tersangka Pencabulan Santriwati di Jombang
Polisi belum memastikan berapa total orang yang diamankan. Namun yang pasti polisi akan melakukan pemeriksaan terhadap puluhan orang tersebut terkait keterlibatan dan siapa yang menggerakan mereka.