Berpulangnya Reformis Ekonomi Jepang, Shinzo Abe

Siswanto Suara.Com
Jum'at, 08 Juli 2022 | 18:48 WIB
Berpulangnya Reformis Ekonomi Jepang, Shinzo Abe
[Mantan] Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe usai memberikan konfrensi pers di kediaman resmi Perdana Menteri, Tokyo, Jepang, Jumat (28/8). [Franck ROBICHON / POOL / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Publik Jepang dan dunia berduka atas wafatnya perdana menteri terlama di Jepang Shinzo Abe setelah mengalami insiden yang menyayat hati.

Shinzo Abe yang meninggalkan jabatan Perdana Menteri Jepang pada 2020, ditembak pada Jumat (8/7) selama pidato kampanye untuk pemilihan parlemen di wilayah kota Nara.

Tembakan tersebut membuat Abe tersungkur dan tak sadarkan diri. Ia pun dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit selama beberapa jam, Abe akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di usia 67 tahun.

Kabar wafatnya pria yang dikenal memperjuangkan reformasi ekonomi yang ambisius itu membuat Perdana Menteri Fumio Kishida tak mampu menahan kesedihan yang mendalam.

Kishida sangat mengutuk penembakan itu dan menyebut tindakan itu tidak dapat dimaafkan.

Rasa duka mendalam juga disampaikan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. Ia menyampaikan simpati dan belasungkawa mendalam atas meninggalnya Abe.

“Dedikasinya untuk melayani negara dan rakyatnya akan selalu dikenang sebagai contoh terbaik untuk semua,” kata Retno.

Ucapan belasungkawa juga disampaikan oleh Presiden Korea Selatan Yoon Suk-Yeol. Ia mengatakan rakyat Jepang telah kehilangan politisi yang dihormati dalam sejarah konstitusional Jepang.

Baca Juga: Shinzo Abe Meninggal Dunia Setelah Ditembak, Menlu Retno Ucap Belasungkawa

Boris Johnson yang baru saja mengundurkan diri dari kursi Perdana Menteri Inggris mengaku sangat terkejut dan sedih mendengar tentang serangan keji terhadap Abe.

"Kepemimpinan globalnya akan dikenang oleh banyak orang. Doa saya bersama keluarganya, teman-temannya, dan rakyat Jepang. Inggris mendukung Anda di saat yang gelap dan menyedihkan ini," kata Johnson.

Sementara itu Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengenang sosok Abe sebagai pemimpin di Indo-Pasifik yang memperjuangkan visi kawasan yang bebas dan terbuka.

Quad dan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik dalam banyak hal merupakan hasil dari kepemimpinan diplomatiknya, kata Albanese.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengungkapkan simpati terdalam kepada keluarga Abe. Ia mengaku terkejut dan sedih dengan berita bahwa mantan Perdana Menteri Jepang itu meninggal pada Jumat beberapa jam setelah dia ditembak saat berkampanye untuk pemilihan parlemen.

"Kami berdiri erat di sisi Jepang bahkan di waktu-waktu sulit ini," cuit Scholz.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI