Suara.com - Bulan Muharram merupakan salah satu bulan suci dalam kepercayaan Islam. Bulan-bulan suci dalam kepercayaan Islam itu antara lain bulah Dhul Qa'dah, Dhul-Hijjah, Muharram dan Rajab. Lalu apa saja keistimewaan bulan Muharram?
Nah dalam artikel kali ini, kita akan bahas secara khusus keistimewaan bulan Muharram. Berikut keistimewaan bulan Muharram dikutip dariunderstandquran.com.
1. Berpuasa di bulan Muharram sama Istimewanya dengan Bulan Ramadhan
Rasulullah SAW berkata: 'Yang terbaik dari puasa setelah Ramadhan adalah berpuasa bulan Allah Muharram.'
2. Berkesempatan untuk Berpuasa 'Asyura
Di antara puasa yang bisa dikerjakan pada bulan Muharram adalah puasa Asyura. Puasa Asyura adalah puasa yang dikerjakan pada hari ke 9 dan 10 bulan Muharram.
Quraish biasa berpuasa pada hari Asyura' pada periode Pra-Islam, dan kemudian Nabi Muhammad SAW memerintahkan (umat Islam) untuk berpuasa sampai puasa di bulan Ramadhan ditentukan sebagai puasa wajib untuk umat Islam. Nabi bersabda, "Barangsiapa yang ingin berpuasa (di atas 'Asyura') boleh berpuasa, dan barangsiapa yang tidak ingin berpuasa boleh tidak berpuasa." Pernyataan tersebut diriwayatkan secara khusus dalam hadist sahih al-Bukhari 1893.
Imam Ahmad menambahkan, "Ini adalah hari di mana Tabut menetap di Gunung Judi, jadi Nuh berpuasa hari ini sebagai ucapan syukur, dan memerintahkan [umat Islam] untuk berpuasa pada hari itu".
Berpuasa di 'Asyura' adalah langkah bertahap dalam proses memperkenalkan puasa sebagai kewajiban (Puasa Ramadhan) yang ditentukan dalam Islam.
Baca Juga: 9 Amalan 1 Muharram yang Akan Datangkan Pahala Berkali Lipat
3. Berpuasa Asyura pada Bulan Muharram akan menghapus dosa-dosa
Puasa 'Asyura merupakan salah satu sunnah puasa di bulan Muharram yang sangat direkomendasikan. Puasa asyura memberikan manfaat bagi mereka yang mempraktikkannya, yang dapat menghilangkan dosa setahun yang lalu.
Rasulullah shalallahu 'alayhi wassalam berkata, "Mengenai puasa Asyura, saya memohon kepada Allah agar puasa dapat menghapus dosa-dosa tahun sebelumnya," (Hadits Rwayat Muslim no. 1976)
Akan tetapi penting untuk memperhatikan bahwa tidak boleh takabur terhadap pahala dari Puasa Asyura. Ibnu al-Qayyim berkata: "Orang yang sesat (yang terlalu yakin mendapatkan pahala puasa Asyura) ini tidak tahu bahwa berpuasa di Ramadhan dan berdoa lima kali sehari jauh lebih penting daripada berpuasa pada hari 'Arafah dan 'Asyura'.
Di antara orang-orang yang tertipu itu mungkin adalah orang yang berpikir bahwa perbuatan baiknya lebih dari dosa-dosanya, karena dia tidak memperhatikan perbuatan buruknya atau memeriksa dosa-dosanya, tetapi jika dia melakukan perbuatan baik dia mengingatnya dan mengandalkannya. Ini seperti orang yang mencari pengampunan Allah dengan lidahnya (yaitu, hanya dengan kata-kata), dan memuliakan Allah dengan mengatakan "Subhanallah" seratus kali sehari, kemudian ia berbicara sepanjang hari tentang hal-hal yang tidak menyenangkan Allah.
Orang ini selalu memikirkan keutamaan tasbihatnya (mengatakan "Subhanallah") dan tahlilat (mengatakan "La ilaha illallah") tetapi dia tidak memperhatikan apa yang telah dilaporkan mengenai mereka yang melakukan gosip, berbohong dan memfitnah orang lain, atau melakukan dosa-dosa lain dari lidah. Mereka benar-benar tertipu."