Kisah Markus Lina, Pengrajin Bambu dari Jualan di Trotoar Kini Ikut Pameran di G20

Selasa, 12 Juli 2022 | 16:29 WIB
Kisah Markus Lina, Pengrajin Bambu dari Jualan di Trotoar Kini Ikut Pameran di G20
Sang pengrajin bambu, Markus Lina kini pantas bangga sudah 'go internasional'. Dulunya dia berjualan di trotoar, kini berjualan di ajang G20. (Antara)

Baginya, usaha produk dari bambu cukup menjanjikan secara ekonomi karena di daerah setempat belum ada usaha serupa yang dijalankan warga lainnya.

Di sisi lain, pasokan bahan baku sangat mudah diperoleh karena diproduksi sendiri di lahan perkebunan keluarganya di Desa Manubara, Kecamatan Inerie.

Bahkan, ketika permintaan produk meningkat bahan baku juga dapat dipasok dengan mudah dari warga lain di desa.

Daya tarik produk berbasis bambu itu sangat tergantung dari seberapa kreatif perajin.

Menyadari hal itu, Markus Lina yang sebelumnya belajar mengolah bambu secara otodidak, memutuskan untuk meningkatkan daya kreativitas dengan belajar ke Garut, Jawa Barat.

Selama sebulan di Garut, ia bersama tiga orang warga lain yang bersama-sama dengannya menjalankan usaha hingga saat ini, belajar memproduksi beraneka produk dari bambu.

Usaha bambu yang digeluti melalui UMKM yang dinamakan Koeslin Bamboo Flores kini terus bertumbuh dan telah mempekerjakan sebanyak 7 orang anak muda desa yang tidak berpendidikan formal atau putus sekolah.

Permintaan produk pun berdatangan, salah satunya dari pihak Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) NTT yang memesan sebanyak 100 buah gelas dan selusin tumbler bambu.

Di balik dampak ekonomi yang dinikmati, Markus Lina mengaku puas karena bisa mengangkat salah satu potensi lokal dari Ngada yaitu bambu untuk disuguhkan bagi publik hingga ke tingkat mancanegara. (Antara)

Baca Juga: Progres Revitalisasi Taman Mini Indonesia Indah Sudah Capai 70%

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI