Negara Mana yang Paling Terdampak Inflasi dan Bagaimana Kondisinya Dibandingkan Australia?

SiswantoABC Suara.Com
Kamis, 14 Juli 2022 | 16:55 WIB
Negara Mana yang Paling Terdampak Inflasi dan Bagaimana Kondisinya Dibandingkan Australia?
Seorang petugas medis melayani warga yang antre dalam kendaraan mereka untuk tes COVID-19 dengan cara lantatur di klinik Rumah Sakit St.Vincent di kawasan pantai Bondi, Sydney, Minggu (20/12/2020). Pantai utara Sydney diisolasi karena klaster corona terus berlanjut seiring munculnya kekhawatiran akan menyebar ke bagian lain kota terbesar di Australia. (Antara/Reuters/AAPIMAGE/Dean Lewins/aa).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meski warga Australia saat ini merasakan tekanan akibat inflasi, tapi kondisinya tidak seburuk yang terjadi pada sejumlah negara lain, yang mengalami lonjakan harga barang secara besar-besaran.

Menurut Biro Statistik Australia (ABS), laju inflasi negara ini berada tepat di atas 5 persen.

Sebagai perbandingan, Turki kini menghadapi laju inflasi tertinggi di dunia, sekitar 54 persen.

Pengamat keuangan Profesor Fariborz Moshirian dari University of New South Wales menjelaskan, negara-negara Eropa saat ini memiliki laju inflasi pada kisaran 5 hingga 7,5 persen.

Sementara untuk negara seperti Sri Lanka, laju inflasi sudah hampir 55 persen, sehingga memicu kerusuhan sosial politik akibat kelangkaan bahan makanan dan bahan bakar.

Profesor Moshirian menambahkan, Brasil dan Argentina mencatat laju inflasi pada kisaran 10 hingga 15 persen, sementara Rusia antara 10 dan 14 persen.

"Ada sejumlah negara di mana kita tidak perlu memiliki data akurat tentang laju inflasi, tapi di situlah kita perlu lebih peduli, seperti negara-negara di Afrika," ujarnya kepada ABC News

Dia mengatakan meski laju inflasi di Eropa pada umumnya tidak begitu tinggi, namun Yunani dan Italia terbilang tinggi masing-masing sebesar 12 persen dan sekitar 7 persen.

"

Baca Juga: Wakil PM Australia Minta Buang Sepatu Sepulang dari Bali, Ini Tanggapan Bandara Ngurah Rai

"Negara-negara Skandinavia telah berhasil mempertahankan laju inflasi mereka pada kisaran 2,5 dan 5 persen," katanya.

"

Negara berkembang paling terpukul

Profesor Moshirian mengatakan warga di negara-negara dengan pendapatan rendah akan merasakan dampak paling buruk dari inflasi global.

"Jika seseorang hanya memiliki A$200 (sekitar Rp2 juta) uang belanja per minggu dan semuanya habis untuk makanan dan kebutuhan pokok saja, jika harga naik 10 atau 20 persen, maka kemampuan belanjanya berkurang A$10 atau A$20," jelasnya.

"Sedangkan jika saya punya A$2.000 (sekitar Rp20 juta) per minggu untuk makanan dan kebutuhan pokok, maka kenaikan sebesar A$200 tidak akan berpengaruh seburuk yang dialami orang dengan kemapuan belanja A$200," katanya.

Profesor Moshirian memperingatkan kenaikan laju inflasi akan memiliki dampak langsung di luar sektor ekonomi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI