Negara Mana yang Paling Terdampak Inflasi dan Bagaimana Kondisinya Dibandingkan Australia?

SiswantoABC Suara.Com
Kamis, 14 Juli 2022 | 16:55 WIB
Negara Mana yang Paling Terdampak Inflasi dan Bagaimana Kondisinya Dibandingkan Australia?
Seorang petugas medis melayani warga yang antre dalam kendaraan mereka untuk tes COVID-19 dengan cara lantatur di klinik Rumah Sakit St.Vincent di kawasan pantai Bondi, Sydney, Minggu (20/12/2020). Pantai utara Sydney diisolasi karena klaster corona terus berlanjut seiring munculnya kekhawatiran akan menyebar ke bagian lain kota terbesar di Australia. (Antara/Reuters/AAPIMAGE/Dean Lewins/aa).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menurut dia, inflasi akan berdampak pada keluarga, menambah beban dan memengaruhi kesehatan fisik dan mental masyarakat. Misalnya ketika orang tua tidak dapat memastikan makanan yang cukup untuk keluarganya.

Ia menyebut guncangan eksternal akibat terganggunya rantai pasokan dan perang di Ukraina, yang menyebabkan harga naik dengan cepat.

"Sangat disayangkan karena Bank Sentral menaikkan suku bunga terlalu cepat dan terlalu tinggi," kata Profesor Moshirian.

"Jadi ini sebagai reaksi terhadap guncangan eksternal dari terganggunya rantai pasokan makanan, yang terjadi di seluruh dunia terutama untuk negara-negara miskin," paparnya.

Kondisi seperti ini, katanya, bisa menyebabkan terjadinya resesi ekonomi.

"Jika Bank Sentral tidak bisa mengatasinya, mereka pada dasarnya mengharapkan resesi akan memperlambat perekonomian," kata Profesor Moshirian.

Pengamat kebijakan publik, Yixiao Zhou dari Australian National University setuju bahwa negara-negara berkembang akan paling terpukul oleh inflasi, merujuk Sri Lanka sebagai contoh.

"Perekonomian mereka lebih terpukul dari laju inflasi saat ini," katanya. "Itu menyebabkan krisis keuangan."

Dampaknya, nilai tukar mata uang Sri Lanka memburuk dan mengalami masalah pembayaran utang luar negeri.

Baca Juga: Wakil PM Australia Minta Buang Sepatu Sepulang dari Bali, Ini Tanggapan Bandara Ngurah Rai

Namun menurut Profesor Moshirian, ada negara yang mengalami inflasi sangat tinggi karena keputusan politik yang pemerintah, seperti terjadi di Turki.

Pemerintah Turki, katanya, ingin terus menjaga agar suku bunga tetap rendah.

"Tapi ketika mereka mempertahankan suku bunga rendah dan harga terus naik, maka nilai tukar mata uang mereka anjlok, berkontribusi pada laju inflasi karena harga barang impor menjadi lebih mahal," jelasnya.

Ia menyebut intervensi pemerintah seperti ini tidak menguntungkan dan seharusnya tidak perlu terjadi.

Negara mana yang lebih baik?

Menurut Profesor Moshirian, negara-negara maju dengan Bank Sentral yang lebih berhati-hati bernasib terbaik.

"Negara mana yang lebih baik itu tergantung pada Bank Sentral yang mengambil keputusan sangat selaras dengan realitas ekonomi yang sebenarnya," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI