Jemaah haji yang hendak ke Madinah juga diminta untuk memperhatikan barang bawaan agar tidak sampai tertinggal. Nantinya mereka akan tinggal di Madinah selama sembilan hari sebelum pulang ke Tanah Air.
“Mereka (jemaah) akan kembali ke Indonesia melalui bandara di Madinah tidak kembali lagi ke Makkah. Karena itu kami berharap juga jemaah betul-betul disiapkan barang bawaannya,” pesan Hilman.
Sementara itu, saat berbincang dengan jemaah, Hilman mendapat masukan agar porsi nasi ditambah. Menurut beberapa jemaah haji asal Padang, meski lauknya enak, namun mereka merasa nasi putihnya kurang banyak.
Mengenai itu, Hilman sudah menjelaskan jika porsi makanan yang disiapkan untuk jemaah haji sudah diatur oleh ahli kesehatan. Karena itu, setiap porsi makanan yang diberikan tidak sembarangan, demi menjaga kesehatan jemaah haji.
“Makan bisa nggak nasinya ditambah? Tadi kita jelaskan bahwa yang kita sediakan itu sudah diatur oleh ahli kesehatan, oleh ahli gizi. Misalnya, karbohidrat dengan 200 gram itu sudah cukup tidak berlebihan kalau berlebihan malah tidak sehat,” terang Hilman.
Sementara itu, sebelum mengunjungi hotel Safwat Al Sharooq, Hilman yang didampingi Kepala Daker Mekkah Muhammad Khanif serta sejumlah Staff ini juga sempat menjajal Bus Shalawat.
Dirjen sendiri berangkat dari kantor Daker naik Bus Shalawat ke terminal Syieb Amir. Ia meninjau sebentar di Syieb Amir, sebelum melanjutkan perjalanan dengan kembali naik Bus Shalawat bernomor 3 ke jalur Raudhah.
Selama di perjalanan, Dirjen juga berdialog dengan jemaah haji, serta membantu mereka turun dari bus ke hotel masing-masing.
Ada 53 Bus Shalawat yang melayani jemaah haji Indonesia yang tinggal di kawasan Raudhah. Rute ini termasuk yang padat karena melayani 21.015 jemaah yang tersebar di enam hotel.
Baca Juga: Temuan Zamzam di SOC 4 Jadi Pelajaran Berharga Buat Jemaah Haji Indonesia
Keenam hotel itu adalah Winar hotel, Safwat Al Sharooq, As Sagreya Tower Hotel, Tharawat Al Raudhah, Retaj Al rayyan dan Al lu’luah hotel.