"
Lumba-lumba yang dibebaskan akan dipantau di laut dengan pelacakan GPS selama setahun.
Lumba-lumba yang dikurung seperti Johnny, Rocky, dan Rambo, diangkut dari kota ke kota, disimpan di dalam air yang mengandung klorin, diisolasi atau dipaksa untuk berinteraksi dengan turis, sehingga sering kali menyebabkan mereka cedera.
Johnny, si lumba-lumba tertua, memiliki gigi yang aus hingga di bawah garis gusi ketika dia diselamatkan pada tahun 2019.
Awal tahun ini, dokter gigi memberinya mahkota gigi khusus lumba-lumba sehingga dia sekarang bisa menangkap ikan hidup.
Johnny adalah lumba-lumba pertama dari ketiganya yang berenang ke laut.
Ric dan Lincoln O'Barry telah berpuluh-puluh tahun bekerja untuk menyelamatkan lumba-lumba di dunia, mulai dari Brasil hingga Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Pelepasan tiga lumba-lumba berhidung botol ini adalah yang pertama di Indonesia.
Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menyelamatkan lumba-lumba setelah melakukan kampanye pendidikan publik selama satu dekade, termasuk lewat karya seni, program sekolah, dan kampanye yang meminta orang-orang untuk tidak membeli tiket pertunjukan lumba-lumba.
Lincoln mengatakan cagar alam Indonesia akan terus digunakan untuk menyelamatkan lumba-lumba lainnya.
Tempat perlindungan serupa sedang dalam pengerjaan, seperti di Amerika Utara dan Eropa, karena semakin banyak pertunjukan lumba-lumba yang tutup.
Dengan 'virtual reality' dan teknologi lainnya, menikmati alam tidak harus melibatkan kebun binatang atau pertunjukan lumba-lumba, katanya.
Sayangnya, pertunjukan lumba-lumba masih populer di Cina, Timur Tengah dan Jepang.
Bahkan daging lumba-lumba dan ikan paus dianggap sebagai makanan lezat dalam tradisi kuliner Jepang.
Sebelum berenang pergi, Johnny, Rocky, dan Rambo sempat berenang mengitari perairan seputar pusat pemeliharaan.