Gunung Bromo Dianggap Suci oleh Masyarakat Sekitar

Tokoh adat Suku Tengger Probolinggo, Supoyo, membenarkan soal Gunung Bromo yang dianggap sakral. Hal ini karena terkait dengan nenek moyang mereka, Joko Seger dan Roro Anteng.
Karena itulah, para wisatawan diimbau untuk menjaga sikap selama mengunjungi Gunung Bromo. "Jika pengunjung baik domestik maupun mancenagara, yang hendak naik ke kawah Bromo dan di sekitarnya, agar patuhi larangan yang diinfokan oleh warga suku Tengger Bromo yang bermukim di 4 kabupaten," jelas Supoyo.
"Karena Gunung Bromo sakral, hindari kencing menghadap Bromo, dilarang mengambil barang di sekitar gunung untuk dibawa pulang, ditakutkan disuruh kembalikan sama leluhurnya yang menjaga Bromo," lanjutnya.
Supoyo mengizinkan apabila wisatawan cuma akan melihat-lihat barang, asal dikembalikan lagi sebelum pulang. Lalu wisatawan juga tidak boleh melempar batu ke kawah Bromo.
"Jaga ucapan dan hati dari kejelekan, Gunung Bromo sakral," tegasnya. "Hingga kini wisata Gunung Bromo suci dan sakral, jadi jaga sikap dan jangan melakukan perbuatan jelek."