Suara.com - Nama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo terus memuncaki elektabilitas Pemilihan Presiden (Pilpres) di berbagai survei.
Terbaru, survei Charta Politika menunjukkan Ganjar Pranowo kembali memuncaki elektabilitas yang disusul oleh Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Kendati demikian, Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya menyebutkan elektabilitas Ganjar memuncak terjadi hanya baru-baru ini. Padahal sebelumnya Ganjar selalu kalah dibandingkan dengan Prabowo Subiyanto.
"Dua tahun terakhir, 2020 sampai awal 2021 memang dulu Pak Prabowo nomor satu, namun semenjak pertengahan 2021-2022, di situ mulai perubahan besar, terutama peringkat satu dan dua tadinya jauh sekali Prabowo di peringkat satu," ungkap Yunarto dalam Sapa Indonesia Malam Kompas TV.
![Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya di kantor Charta Politika, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (25/3/2019). [Suara.com/Fakhri Fuadi]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/03/25/60696-direktur-eksekutif-charta-politika-yunarto-wijaya.jpg)
Kenaikaikan elektbilitas Ganjar menurut Yunarto bermula saat Gubernur Jawa Tengah itu tak diundang ke acara PDIP.
"Ini kan menarik, kenapa terkait dengan pertama kalau Mas Ganjar naik itu setelah peristiwa kalau kita ingat kejadian di PDI Perjuangan di Jawa Tengah," kata Yunarto.
"Ketika kita tahu ada Mas Ganjar tidak diundang bukan yang terbaru ya, jadi di pertengahan 2021 jadi itu pertama kali muncul di publik," tambahnya.
Lebih lanjut, Yunarto menyebutkan bahwa secara tidak langsung Ganjar diuntungkan dengan 'konflik' dalam PDIP.
"Sebetulnya Ganjar diuntungkan dengan adanya konflik dari partai ini, dan memang setelah itu memang Ganjar dalam survei politik peringkat satu," ujar Yunarto.
![Ganjar Pranowo merespons isu pembentukan Dewan Kopral sebagai bentuk tanggapan pembentukan Dewan Kolonel di Sekolah Partai DPP PDIP, Jakarta Selatan, Kamis (22/9/2022). [Suara.com/Bagaskara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/09/22/83427-ganjar-pranowo.jpg)
Meskipun demikian, calon berelektabilitas tinggi seperti Ganjar dan Anies Baswedan bisa saja tidak dimajukan sebai calon presiden (capres) oleh partai.