Sementara, secara sosiologis, Yayat menilai, revitalisasi Kota Tua merupakan struktur dalam membangun kultur pusat-pusat kota yang didukung jaringan pelayanan. Menurutnya, tidak ada artinya jika membangun kota wisata, namun tidak ada jaringan transportasinya dan airnya.
“Jadi, struktur ruang kota itu adalah pengembangan pusat kegiatan yang didukung jaringan pelayanan. Salah satu yang membuat daya tarik Kota Tua itu adalah karena dihubungkan dengan akses publik yang ramah dan mudah, karena esensi utama membangun kota itu adalah membangun manusianya,” paparnya.
Salah seorang pengunjung, Alida, mengakui, saat ini Kawasan Kota Tua jauh lebih tertata rapi dan keren. “Sudah banyak berubah gitu sekarang daripada sebelumnya, lebih bersih dan lebih rapi. Semoga ke depannya semakin baik lagi, jadi anak-anak muda senang ke sini. Semua orang Jakarta bisa mengunjungi, apalagi wisatawan luar,” ujarnya.
“Kalau dari LEZ-nya, bisa kita rasain sekarang. Polusinya berkurang, kalau dulu kan benar-benar kayak debu itu berasa banget di muka. Tapi di sini sekarang, tadi jalan ke stasiun kan. Sekarang sirkulasinya terasa, enak banget buat dihirup. Apalagi kalau pagi-pagi ke sini, kayaknya enak deh,” tambah pengunjung lainnya, Kirana.