ABC juga menemukan dan merekam lebih banyak ternak dengan gejala mulut berbusa dan luka-luka di kaki di kawasan Karangasem.
Karangasem adalah salah satu wilayah yang menetapkan adanya PMK di bulan Juni dan Juli lalu, setelah ditemukannya kasus pertama di Bali.
Lebih dari 60 ternak dibunuh di Denpasar di awal September dengan pihak berwenang mengonfirmasi penyebabnya adalah karena PMK.
Namun tidak ada kasus yang secara resmi dilaporkan dari Bali ke Gugus Kerja PMK Nasional sejak 1 Agustus.
Menjelang pertemuan G-20
Adanya kasus PMK di Bali terjadi beberapa bulan sebelum para pemimpin dunia menghadiri pertemuan tahunan G-20 pada pertengahan November mendatang.
Pejabat bidang Pertanian mengatakan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, di akhir Agustus lalu sudah memberikan perintah agar Bali tidak lagi mencatat kasus PMK sebelum pertemuan.
"Luhut mengatakan kepada kami Bali harus aman, harus memiliki nol kasus PMK," kata I Wayan Sudana.
"Kami sedang bekerja keras untuk melindungi Bali."
Bulan lalu, Luhut meminta Pemerintah Bali untuk mengambil langkah-langkah mengawasi pergerakan ternak dari dan ke Bali, untuk mencegah penyeludupan ternak, baik lewat darat maupun lewat pelabuhan.
Baca Juga: 11 Ekor Sapi di Sumbar Positif Mengidap Penyakit Mulut dan Kaki, Pasar Ternak Ditutup 14 Hari
"Jangan membuat Bali menjadi daerah yang berbahaya sehingga tidak bisa dikunjungi," katanya.