Serangan Peretasan Melanda Narasi: Akun Medos 24 Kru Dibobol, Bentuk Pembungkaman?

Selasa, 27 September 2022 | 11:29 WIB
Serangan Peretasan Melanda Narasi: Akun Medos 24 Kru Dibobol, Bentuk Pembungkaman?
Tangkapan layar tampilan Narasi. (Narasi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menurut pengamatan sementara, pelaku menggunakan Android untuk meretas media sosial kru Narasi. Selain itu, ia juga diduga melakukan peretasan melalui Windows Chrome.

Twitter Mata Najwa Ikut Diretas

Tak hanya menyasar ke WhatsApp, Facebook, dan Instagram para kru Narasi, pelaku rupanya turut berupaya meretas akun Twitter milik perusahaan pemberitaan tersebut, Mata Najwa.

"Twitter ini masuk dari salah satu pencobaan untuk menguasai Twitter atau aset milik Narasi, aset sosial media yang dikelola Narasi, salah satunya Twitter Mata Najwa itu yang masuk dari salah satu akun produser kita," ungkap Laban.

Polri Didesak untuk Cepat Menyelediki

Ketua Umum AJI Indonesia Sasmito Madrim mendesak Polri untuk aktif dan bergerak cepat mencari tahu siapa dalang di balik peretasan 24 kru media bentukan Najwa Shihab, Narasi. 

Menurutnya, apabila Polri kurang peduli dengan serangan peretasan tersebut, tentu akan semakin menguatkan adanya keterlibatan pemerintah di mata publik.

"Kepolisian harus melakukan penyelidikan dan penyidikan secara tuntas kasus peretasan terhadap sekitar 24 awak redaksi Narasi. Pembiaran atas serangan kepada jurnalis dan perusahaan, akan semakin menguatkan pemerintah memiliki keterkaitan dengan serangan ini," kata Sasmito dalam konferensi pers secara virtual, Senin (26/9/2022).

Sasmito juga mengatakan Polri bisa langsung mencari pelaku peretasan tanpa laporan. Ia meyakini jika Polri mampu melakukannya dengan cepat. Belum lagi, mereka didukung banyak alat-alat canggih yang semakin mempermudah penelusuran.

Baca Juga: Peretasan Terhadap Jurnalis Narasi Adalah Bentuk Pembungkaman

"Artinya dari teknologi, kapasitas aparat penegak hukum itu sudah mumpuni apalagi kalau melihat dari pengadaan alat-alat penegak hukum itu sangat mahal dan canggih," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI