Suara.com - Farhan Adriansyah, 28 tahun, merasa terbantu dengan integrasi transportasi di Jakarta. Karyawan swasta yang berkantor di Kuningan, Jakarta Selatan, ini tinggal di Ciputat, Tangerang Selatan.
“Untuk pergi ke kantor, saya biasa naik feeder busway dari Ciputat menuju MRT di Lebak Bulus. Dari Lebak Bulus, saya lanjut naik MRT sampai Bundaran HI. Kemudian, dari Bundaran HI, saya lanjut naik busway ke arah Kuningan,” katanya, Rabu (26/10).
Dengan naik transportasi umum, ia hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam setengah dari rumah sampai tiba di kantor. Jika naik mobil pribadi, waktu tempuhnya bisa mencapai lebih dari dua jam.
“Kalau pakai kendaraan pribadi itu macet, waktu tempuh jadi lama. Belum lagi harus beli bensin dan membayar tol. Hal ini membuat naik kendaraan pribadi semakin boros,” jelasnya.
Dengan tarif integrasi sebesar Rp 10.000, Farhan sangat senang dan berharap bisa segera merasakan manfaatnya. Karena biasanya untuk ongkos berangkat ke kantor, dia harus merogoh kocek sebesar Rp 21.000. Totalnya, ongkos transportasi pulang pergi untuk bekerja mencapai Rp 42.000 sehari. Namun, jika naik kendaraan pribadi, ongkosnya bisa mencapai Rp 70.000-100.000 per hari.
“Tarif integrasi kan hanya Rp 10.000 bisa menghemat ongkos transportasi untuk bekerja. Semoga ada sosialisasi secara masif untuk penerapan tarif integrasi ini, terutama skema tap in dan tap out-nya, supaya tidak ada antrean yang panjang di halte busway seperti beberapa waktu lalu,” ucapnya.
Transjakarta Respons Aduan
PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) merespons aduan pelanggan terkait saldo Kartu Uang Elektronik (KUE) yang terpotong dua kali saat tap in/tap out. Transjakarta telah menerima berbagai aduan. Keseluruhan aduan itu telah ditindaklanjuti dengan menghubungi pelanggan tersebut, untuk meminta keterangan kronologi kejadian disertai identitas yang dapat dihubungi. Data tersebut menjadi acuan dalam menangani keluhan pelanggan.
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Transjakarta, Anang Rizkani Noor, mengatakan, Transjakarta hingga saat ini masih memproses keluhan pelanggan saat transisi tarif integrasi. Saat ini, terdapat 664 aduan. Sebanyak 353 telah merespons dan telah diberikan kartu pengganti. Sedangkan 12 pelanggan menolak memberikan data. Sementara sisanya, sebanyak 299, belum merespons.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jakarta Kamis 27 Oktober: Sore Sebagian Besar Wilayah DKI Hujan
“Kami masih akan tetap memproses aduan yang masuk kepada pelanggan, jika laporan tersebut dapat diverifikasi,” ujar Anang di Jakarta, Selasa (25/10).