Richard kala itu senantiasa mendoktrin bahwa skenario mantan bosnya itu adalah benar.
"Kita berdua didoktrin, agar percaya, sama Richard. Dia meyakinkan agar ibu bapaknya percaya sama dia," ungkap Ine.
Ine sebagai seorang ibu peka bahwa sang anak tak berkata sebenarnya. Ine melihat dari sorot mata Richard yang kosong seakan menyimpan beban mendalam hingga tak mampu jujur.
"Tapi, dalam hati setiap melihat dari matanya, tatapannya kosong. Kayak ada beban yang sangat berat yang ia simpan," ujar Ine.
"Bahkan dia sehabis ibadah liat kita kayak curiga," beber Ine menegaskan.
Kontributor : Armand Ilham