Guntur menegaskan bahwa dia lebih menyukai memakai pakaian yang santai, seperti kaos dan blue jins belel saja.
Oleh sebab itu, Guntur memahami catatan sang ayah yang tak ingin dirinya menjadi presiden.
"Nah itu bapak tahu kalau orang semacam ini jadi presiden, bukannya negaranya ancur tuh," tandasnya.
Lebih lanjut, Guntur sendiri merasa bahwa dirinya secara fisik memang mirip dengan sang ayah. Sementara secara ideologi, dia mengatakan berusaha untuk tetap menganut paham ideologi bung Karno.
Namun ada satu hal menarik, yakni terkait penggunaan peci hitam yang selalu khas dan digunaan oleh sang proklamator.
Guntur secara blak-blakan ogah dan menolak menggunakan peci hitam sama dengan ayahnya. Hal tersebut karena Guntur enggan menjadi bayangan Soekarno.
"Soalnya Mas Tok (menolak pakai peci hitam ala Bung Karno) nggak mau jadi bayangannya Soekarno," ungkap Guntur.
Selain itu, Guntur mengaku merasa seperti tukang sate dan tak memiliki wibawa seperti Soekarno ketika memakai peci hitam.
"Dan lagi Mas Tok melihat kalau Mas Tok pakai peci hitam bukan kayak Bung Karno, tapi kayak tukang sate. Jadi ngapain," sambungnya.
Baca Juga: Dinobatkan Jadi Politisi Muda Tervokal, Gibran Rakabuming: Hoax, Lembaga Survei Dibayar
Guntur menegaskan bahwa dia tak menganggap tukang sate sebagai sosok yang jelek.