Arifki menilai bahwa pilihan Ganjar untuk maju sebagai capres atau cawapres itu sangat logis karena mantan anggota DPR RI itu sudah dua periode menjabat sebagai gubernur.
Selain itu, Arifki juga memprediksi bahwa popularitas Ganjar akan sia-sia jika ambisi politiknya di 2024 mendatang hanya sekadar menjadi menteri.
"Jika kesempatan di tahun 2024 tidak diambilnya, pada tahun 2029 tidak hanya cahaya dari PDIP yang bakal semakin redup untuk Ganjar, tetapi juga penilaian dari publik. Pilihan Ganjar yang tersisa cuma mengharapkan tiket dari KIB jika ingin tetap maju sebagai capres," pungkasnya.
Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama Suara.com dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.