Setelah itu, membaca doa yang diriwayatkan At-Tirmidzi dan Ibnu Abu Aufa. Dalam doa tersebut, kita memohon ampunan kepada Allah dan memohon segala kebutuhan yang mengharuskan rahmat-Nya, pengampunan-Nya, dan mendapatkan keuntungan dari setiap dosa.
Laa ilaaha illalloohul haliimul kariim. Subhaanallohi robbil 'arsyil 'azhiim. Alhamdulillaahi robbil 'aalamiin. As aluka muujibaari rohmatika wa 'aazaaima maghfirotika wal ghoniimata min kulli birri wassalaamata min kulli itsmin laa tada' lii dzamban illa ghofartah walaa hamman illaa farojtah walaa haajatan hiya laka ridhon illa qodhoitah yaa arhamar roohimiin
Artinya:
"Tidak ada Tuhan melainkan Allah Yang Maha Lembut dan Maha Penyantun. Maha Suci Allah, Tuhan pemelihara Arsy yang Maha Agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Kepada-Mu-lah aku memohon sesuatu yang mewajibkan rahmat-Mu, dan sesuatu yang mendatangkan ampunan-Mu dan memperoleh keuntungan pada tiap-tiap dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa daripada diriku, melainkan Engkau ampuni dan tidak ada sesuatu kepentingan, melainkan Engkau beri jalan keluar, dan tidak pula sesuatu hajat yang mendapat kerelaan-Mu, melainkan Engkau kabulkan. Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang."
Waktu mustajab sholat hajat
Waktu terbaik untuk melaksanakan sholat hajat adalah sepertiga malam terakhir, yaitu antara pukul 01.00 dini hari hingga menjelang subuh. Hal ini berdasarkan hadits yang menyatakan bahwa malam yang paling didengar (dikabulkan oleh Allah SWT) adalah pada tengah malam.
Juga, dalam hadits lain, disebutkan bahwa Tuhan turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir setiap malamnya dan siapa saja yang berdoa kepada-Nya akan dikabulkan, meminta sesuatu akan diberikan, dan meminta ampunan akan diampuni (HR Bukhari dan Muslim).