Terkait hal itu, Komaruddin mengaku telah menyurati berbagai pihak, termasuk Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma’ruf Amin, dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Namun surat tersebut tak berbalas, sehingga Kamaruddin berinisiatif membongkar masalah tersebut ke publik selaku pemegang saham.
Hal itulah yang membuat Dirut PT Taspen ANS Kosasih gerah hingga melaporkan Kamaruddin ke Polres Metro Jakarta Pusat.
Menurut kuasa hukum Kosasih, Duke Arie Widagdo, kliennya melaporkan Kamaruddin terkait dugaan pencemaran nama baik, sesuai Pasal 27 Ayat 3 dan Pasal 28 Ayat 2 UU ITE.
Tak hanya itu, Kosasih juga melaporkan Makaruddin atas dugaan menyebarjab berita bohong, melalui Pasal 14 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang berita bohong.
Lebih lanjut, Duke menyatakan, kliennya membantah semua tudingan yang dilontarkan Kamaruddin dalam video yang menyebar di medsos tersebut.
Kamaruddin duga ada konspirasi
Menanggapi status tersangka yang ditetapkan pada dirinya, Kamaruddin menilai ada skenario tersembunyi di baliknya.
Ia mengaku merasakan ada kejanggalan dalam proses penetapan status dirinya sebagai tersangka, sebab selama ini ia mengaku selalu mendampingi Kosasi dalam sebuah proses hukum.
"Jelas ada (kejanggalan). Istrinya saya bela gratis, anaknya satu orang tidak dibayar Kosasih, sementara keuangan dia dan pacar gelapnya Rp 200 juta per hari," ungkap Kamaruddin.