Evakuasi kesepuluh WNI tersebut hanya bisa dilakukan jika disepakati gencatan senjata antara Israel dan Palestina, yang kembali terlibat dalam pertempuran besar sejak pasukan Hamas Palestina menyerang wilayah Israel pada 7 Oktober lalu.
Sebelumnya pada 13 Oktober 2023, pemerintah telah berhasil mengevakuasi empat WNI dari wilayah Tepi Barat dan sekitarnya.
Sementara itu, sebanyak 129 WNI yang tinggal menetap di Tel Aviv, Yerusalem, dan sebagian Tepi Barat memilih tidak kembali ke Tanah Air karena merasa situasi mereka masih aman.
Dorong Truk Bantuan Kemanusiaan Masuk Gaza
Selain itu, Retno Marsudi mengatakan Indonesia terus mendorong agar lebih banyak truk bantuan kemanusiaan yang dapat masuk ke Gaza untuk meringankan kondisi krisis di wilayah kantong Palestina itu.
"Kita sekarang sedang bekerja agar lebih banyak truk (bantuan kemanusiaan) yang dapat masuk ke Gaza karena situasi sekarang sangat buruk," kata Menlu Retno.
Menurutnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menekankan betapa pentingnya untuk memasukkan bantuan kemanusiaan sebanyak-banyaknya ke Gaza saat ini.
"Tidak hanya memberikan bantuan kemanusiaan, tetapi juga memastikan bahwa nantinya bantuan itu dapat segera mencapai Gaza. Ini adalah PR besar yang terus sedang diupayakan oleh negara-negara di dunia karena sejauh ini truk yang diperbolehkan masuk maksimal 20 dalam sehari, itu pun melalui pemeriksaan ketat oleh pihak Israel," ujar Retno.
"Kalau kita melihat situasi kemanusiaan yang begitu parah dan menyedihkan, dan bantuan kemanusiaan yang sudah mulai masuk yang hanya 20 truk sehari itu, menurut PBB, seperti a drop in the ocean (setetes air di lautan)," lanjutnya.
Baca Juga: Indonesia Didukung Jadi Ketua ASEAN 2023, Menlu Retno Marsudi Bilang Begini
Dalam pertemuan dengan Presiden Komite Palang Merah Internasional (ICRC), Menlu Retno mendapatkan informasi bahwa kasus kolera sudah mulai muncul di wilayah Gaza.