Sementara itu Menlu Italia Antonio Tajani mengkritik Israel atas penembakan tersebut. Pemerintah Italia jarang bersuara mengecam Israel dalam konflik dengan Hamas.
“Bagi saya, ini adalah insiden serius ada penembak jitu menembak gereja-gereja Kristen. Teroris tidak ada di sana. Teroris Hamas ada di terowongan bawah tanah,” kata Tajani, Senin (18/12/2023).
Sementara Kardinal Vincent Nichol, Uskup Agung Westminster, Inggris mengatakan penembakan itu tidak ada kaitannya dengan pertahanan diri Israel. Nichol pernah dua kali berkunjung ke Gereja Keluarga Kudus, Gaza.
"Sejak Oktober komunitas di gereja ini telah menjadi tempat perlindungan ratusan orang. Ini jelas adalah pembunuhan oleh orang-orang berdarah dingin," kecam Nichol, salah satu pejabat gereja Katolik tertinggi di Inggris.
"Yang membuat saya heran, ini tidak ada hubungannya dengan hak Israel untuk mempertahankan dirinya," beber Nichol.
Sniper Israel berjaga di depan Gereja
Tudingan ini dibantah oleh Israel. Tel Aviv mengatakan pihaknya sedang menyelidiki laporan tersebut dan bahkan menduga bahwa pelaku penembakan itu adalah Hamas.
Juru bicara pemerintah Israel mengatakan di Gaza, baik tentara Zionis dan Hamas sama-sama memiliki senjata. Sehingga tudingan terhadap tentara Israel perlu dibuktikan.
Tetapi menurut Layla Moran, anggota parlemen Inggris yang memiliki sanak famili di Gaza, tentara dan sniper Israel sudah bercokol dalam gedung di depan Gereja Keluarga Kudus sejak beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Jalanan Di Gaza Berubah Jadi Kuburan
Para sniper, yang bersiap di setiap jendela, mengarahkan moncong senapa mereka ke arah gereja. Sebuah tank juga diparkir di depan gereja tersebut.