"Dan saya kalau kalkulasikan dengan misalnya kalau ini harganya ratusan juta bisa menyekolahkan anak hingga sarjana kalau dikasih ke orang. Kalao saya pakai seperti itu pingsan keluarga saya di kampung, buat apa, saya tidak melihat itu sebagai sesuatu yang penting," jelasnya.
Seakan masih ragu, Akbar Faizal pun kembali mempertajam pertanyaannya.
"Masa sih anda sesederhana itu?" tanyanya.
"Karena saya tidak menganggap itu penting karena mungkin pola pikir saya yang terlalu simpel akhirnya itu terbentuk, misal ketika kami membeli itu berdasar kebutuhan bukan keinginan," jawab Siti Atikoh.