Fenomena ini menimbulkan pertanyaan serius terkait perlindungan anak dan dampak sosial yang mungkin timbul dari praktik tersebut.
"Ada 500-an pernikahan dini setiap tahun," ungkap Lucky Hakim pada tayangan YouTube Macan Idealis
"Ketika sudah menikah maka punya anak, terus anaknya dititipin sama orang tuanya dia pergi ke luar negeri atau pergi ke Jakarta bisa kerja, nanti dia kirimin uang pas kirimin uang untuk orang tuanya lalu dilihat sama tetangganya dan akhirnya cara itu diikuti," kata Lucky.
4. Pendidikan Rendah
Kabupaten Indramayu juga mencatatkan tingkat pendidikan yang rendah, bahkan masuk dalam daftar wilayah dengan tingkat pendidikan terendah di Jawa Barat.
Hal ini tercermin dari banyaknya anak yang berhenti sekolah pada usia yang sangat muda, serta tingginya angka putus sekolah di bangku SMA dan SMP.
"Salah satu yang terendah dimana angka lama belajar sekolah itu di bawah 12 tahun," kata Lucky.
5. Pengaruh Budaya dan Ekonomi
Lucky Hakim juga menyoroti pengaruh budaya dan ekonomi terhadap tingginya tingkat perceraian di Indramayu. Banyak orang tua yang memilih untuk menikahkan putri mereka pada usia yang masih sangat muda, dengan alasan untuk membebaskan diri dari tanggung jawab orang tua.
Baca Juga: Innalillahi, Ulama Besar Indramayu Buya Syakur Yasin Meninggal Dunia
Fenomena ini menciptakan tren di masyarakat, di mana pernikahan usia dini seringkali dipicu oleh hubungan seks diluar nikah dan kehamilan yang memaksa pemberian dispensasi dari Departemen Agama.