Ulasan Pidato Berapi-api Megawati di Rakernas PDIP: Sentil MK hingga Jadi Provokator

Sabtu, 25 Mei 2024 | 10:57 WIB
Ulasan Pidato Berapi-api Megawati di Rakernas PDIP: Sentil MK hingga Jadi Provokator
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. [Dok. DPP PDIP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Presiden kelima RI itu lantas menyebut bahwa dirinya tidak takut jika dianggap provokator. Sebab, semua itu demi bangsa dan negara yang lebih baik.

“Nanti katanya saya "Bu Mega provokator" Iya, saya sekarang provokator. Demi kebenaran dan keadilan. Weeee enak wae, ngerti kan? ngerti kan yang dimaksud?” tegasnya.

“Mengerti,” jawab peserta rakernas.

Lebih jauh, Megawati pun kerap ditanya oleh anak-anaknya karena belakangan ini dianggap sering “ngamuk”. Ia lantas menegaskan bahwa hal itu selain demi bangsa dan negara, juga demi kejayaan partai.

“Kenapa toh? kan saya suka sama anak-anak saya sendiri bilang "Kok Ibu Ketum sekarang berubah ya, tukang ngamuk aja?' ehhh enak aja, kalau gak diamukin udah dipanahin mulu badannya bantengnya, (jadinya kan) keok, tahu gak,” tegas Megawati.

“Makanya kalau Ibu marah tuh malah Ibu dicium-cium lah, karena apa? Karena nanti pasti menang,” tukasnya.

MK Dintervensi Kekuasaan

Lalu, Megawati juga menyinggung Mahkamah Konstitusi (MK) yang dianggap bisa diintervensi oleh kekuasaan. Hal itu menyusul adanya perkara 90 yang meloloskan Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres.

Awalnya ia menyampaikan jika kekinian reformasi hilang dalam sekejap. Pasalnya lembaga bagus yang pernah ia lahirkan ketika menjadi kepala negara seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Mahkamah Konstitusi (MK) justru disalahgunakan.

Baca Juga: Kantongi KTA PDIP, Andika Perkasa Ngaku Siap Jika Diperintah Maju di Pilkada Jakarta

"Dulu reformasi kan menempatkan nepotisme, kolusi, dan korupsi sebagai musuh bersama, dan oleh sebab itu lah lahirlah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Itu juga saya lho yang buat beneran lho. Yang barang bagus bagus tapi sekarang dipergunakannya tidak bagus. Kenapa ya? Itu kesalahan siapa ya? Begitu lho makanya. Mahkamah Konstitusi juga sama," kata Megawati.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI