"Dengan IPAL Komunal, air limbah domestik yang dihasilkan oleh rumah tangga tidak lagi meresap ke dalam tanah dan mencemari air tanah. Selain itu, air limbah, khususnya grey water, yang sebelumnya dibuang ke saluran drainase, akan diproses dengan benar di IPAL, sehingga mengurangi risiko perkembangbiakan hewan pembawa penyakit," paparnya.
Meskipun IPAL komunal efektif dalam mengatasi pencemaran, Ika mengingatkan masyarakat agar tidak menggunakan air tanah yang sudah tercemar sebagai sumber air bersih. "Masyarakat diharapkan untuk menggunakan air bersih dari PAM, terutama di wilayah yang sudah terlayani jaringan perpipaan air bersih," ucapnya.
Pengamat lingkungan dan tata ruang dari Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna, mengapresiasi pengerjaan JSDP ini. Ia menganggap pencemaran air di Jakarta, termasuk di dalam tanah, sudah cukup masif.
"Sekarang bahkan air tanah kita itu mayoritas tercemar bakteri e-coli. Ini berbahaya untuk tumbuh kembang anak dan bisa mengakibatkan stunting bagi bayi. Jadi, JSDP ini sangat penting untuk dituntaskan," tegas Yayat.
Ia pun berharap, JSDP kelak akan terintegrasi dengan jaringan perpipaan air limbah di perumahan dan perkantoran. Dengan demikian, layanan untuk pengelolaan air limbah lebih masif dan efektif.