Gencatan Senjata Lebanon-Israel: 900.000 Pengungsi Diminta Pulang ke Rumah yang Hancur

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Kamis, 28 November 2024 | 15:27 WIB
Gencatan Senjata Lebanon-Israel: 900.000 Pengungsi Diminta Pulang ke Rumah yang Hancur
Peta dan Bendera Lebanon (Unsplash.com/MarkRubens)

"Ketika Hizbullah tidak terlibat, Hamas ditinggalkan sendirian dalam pertempuran. Tekanan kami terhadapnya akan meningkat," kata Netanyahu.

Kementerian kesehatan Gaza mengatakan serangan udara menewaskan sembilan orang di utara wilayah yang dikuasai Hamas pada hari Rabu saat Israel terus membombardir pada hari gencatan senjata Lebanon dimulai.

Kementerian mengatakan serangan itu menghantam tempat penampungan bagi orang-orang terlantar di Sekolah Al-Tabi'een di Kota Gaza.

Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata, pasukan Israel akan mempertahankan posisi mereka tetapi "periode 60 hari akan dimulai di mana militer dan pasukan keamanan Lebanon akan mulai dikerahkan ke selatan", seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada wartawan.

Kemudian Israel akan memulai penarikan bertahap tanpa kekosongan yang dapat dimasuki Hizbullah atau pihak lain, kata pejabat itu.

Pada hari Rabu, seorang jurnalis AFP melihat pasukan dan kendaraan Lebanon dikerahkan di dua wilayah di Lebanon selatan.

"Tentara telah mulai memperkuat kehadirannya di sektor Litani Selatan dan memperluas kewenangan negara itu dengan berkoordinasi dengan Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL)," kata militer dalam sebuah pernyataan, merujuk pada wilayah selatan Sungai Litani dalam jarak 30 kilometer (20 mil) dari perbatasan Israel.

Sementara suasana di Lebanon dipenuhi kegembiraan yang diredam oleh kerugian yang menghancurkan, di Israel tidak ada indikasi akan kembalinya 60.000 orang yang terusir dari rumah mereka oleh tembakan Hizbullah.

“Di satu sisi, kami senang dengan gencatan senjata karena terasa lebih aman, anak-anak kami dapat kembali ke sekolah,” kata Yuri, 43 tahun, warga Kibbutz Yiron dekat perbatasan Lebanon, yang mengungsi ke kota Haifa di utara.

Baca Juga: Susul Netanyahu, Pemimpin Junta Myanmar Juga Jadi Sasaran Surat Perintah Penangkapan ICC Atas Kekejaman pada Rohingya

Saya mengakui bahwa saya telah membaca Kebijakan Privasi.

“Di sisi lain… Hizbullah masih memiliki pasukan, dan kami tidak tahu kapan ini akan benar-benar berakhir.”

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI