Selain itu, Ubedilah juga menyoroti intervensi kekuasaan terhadap kampus.
Ia mengklaim bahwa rektor UNJ kerap mendapat tekanan dari oknum kepolisian karena sikap kritisnya terhadap pemerintahan.
“Rektor sering ditelpon oleh partai cokelat itu, dan rektor menyatakan pada seseorang bahwa merasa tidak nyaman dengan keberadaan saya,” ujarnya.
Meskipun dicopot dari jabatannya, Ubedilah menegaskan bahwa ia akan terus bersuara. Baginya, jabatan di kampus bukanlah tujuan utama sebagai akademisi.
“Saya diberhentikan dari Koorprodi, saya tetap akan bersuara. Karena mendapatkan kue kecil kekuasaan di kampus bukan tujuan utama sebagai dosen,” tegasnya.
Reporter : Kayla Nathaniel Bilbina