Wadah Makan Bergizi Gratis Didominasi Produk Impor China, Prabowo Minta Stop: Suruh Bikin Lokal

Kamis, 20 Maret 2025 | 07:22 WIB
Wadah Makan Bergizi Gratis Didominasi Produk Impor China, Prabowo Minta Stop: Suruh Bikin Lokal
Presiden Prabowo Subianto. (Instagram/presidenrepublikindonesia)

Suara.com - Presiden Prabowo Subianto meminta produk dalam negeri hasil industri lokal digunakan untuk program makan bergizi gratis (MBG). Salah satunya adalah penggunaan wadah atau “tray”.

Prabowo ingin wadah makanan untuk MBG merupakan produk hasil diproduksi industri lokal, bukan impor.

Keinginan Prabowo itu disampaikan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan usai rapat bersama kepala negara di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (19/3/2025) sore.

“Jadi, setelah Prof. Arif itu melakukan studi dan tim melihat ke bawah dan kami sepakat tadi dengan Bappenas dan juga Badan Gizi untuk bersama-sama melakukan pengawasan, misalnya bikin apa namanya tray-nya (wadah) itu tidak boleh diimpor, suruh bikin lokal,” kata Luhut di Kantor Presiden, Jakarta.

Luhut mengatakan masih ada penggunaan produk impor. Ke depan, Prabowo meminta Badan Gizi Nasipnal ikut melakukan pengawasan untuk memastikan penggunaan produk dalam negeri dalam mendukung pelaksanaan MBG.

“Karena itu kita lihat masih ada buatan luar, jadi semua kita harus satu padu untuk melakukan pengawasan. Presiden tadi minta ini,” ujar Luhut.

Sementara itu, Anggota Dewan Ekonomi Nasional Arief Anshory Yusuf menyampaikan kepada Prabowo ihwal hasil kajian tentang potensi MBG terhadap penyerapan tenaga kerja serta tingkat kemiskinan.

"Jadi intinya program ini sangat bagus sekali dalam konteks pro job menciptakan lapangan kerja baru sampai 1,9 juta. Lalu kemudian pro poor, kemiskinan itu bisa berkurang mencapai 5,8 persen," kata Arief.

Arief menegaskan untuk memastikan MBG berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja dan pengentasan tingkat kemiskinan, alur pelaksaan MBG harus dipastikan berjalan baik dan benar.

Baca Juga: Di Balik Program MBG: 40 Juta Piring Makan Bergizi Gratis Diimpor dari China?

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana. (Suara.com/Lilis)
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana. (Suara.com/Lilis)

Menurutnya BPKP perlu melakukan ulasan berkala terhadap pelaksanan MBG. Masyarakat juga diharapkam berperan aktif dalam melakukan pengawasan.

Hal lain yang tidak kalah penting adalah kepastian produk-produk dalam negeri dalam rantai pasok MBG dari mulai bahan makanan hingga peralatan makan yang sampai ke tangan siswa atau penerima manfaat lainnya.

"Jangan sampai ada kebocoran-kebocoran terkait bahan-bahan yang kalau tidak perlu impor tidak usah diimpor. Nah ini kita membuat rantai pasok terjaga sehingga impact-nya seperti yang diharapkan tapi sekali lagi mari kita jaga bersama," ujar Arief.

Pernyataan Kepala BGN

Sebelumnya Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana buka suara terkait laporan Indonesia Business Post soal impor 40 juta piring stainless steel dari China untuk program makan bergizi gratis (MBG).

Dadan mengatakan angka 40 juta peralatan makan plat baja antikarat tersebut berlebihan. Sebab, kata dia, penerima manfaat MBG sejauh ini baru memasuki 3 juta orang. Berbanding jauh dari angka piring stainless steel produk China yang disebut akan membanjiri Indonesia pada tahun ini.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI