Ketika itu, kata Binsar, korban hanya memberikan uang Rp2 ribu. Selain itu, anak korban yang tidak terima dimintai uang juga sempat memaki-maki istri pelaku dengan kata kasar.
Selanjutnya TAP yang tidak terima langsung menghampiri lapak dagangan korban. Selain mengacak-acak dagangan korban, TAP yang datang bersama temannya berinisial DI tersebut juga mengancam korban tidak boleh kembali berdagang.
"Pelaku TAP menendang barang dagangan berupa sayur timun dan pelaku DI menendang keranjang yang berisi jeruk nipis hingga rusak dan berantakan," ungkap Binsar.
Berdasar hasil pemeriksaan, TAP mengaku sejak tiga tahun terakhir kerap meminta uang jatah preman kepada para pedagang. Dalam sebulan dia bisa memperoleh uang dari hasil pungutan liar itu hingga mencapai Rp4 juta.
"Pengakuannya digunakan untuk keperluan sehari-hari," jelas Binsar.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni turut menanggapi soal aksi premanisme di Pasar Baru Bekasi yang belakangan viral di media sosial. Terkait kembali maraknya aksi premanisme di masyarakat, Crazy Rich asal Tanjung Priok itu pun mendesak agar Kapolri Jenderal Listyo Sigit ikut turun tangan memberantas para pelaku yang masih berkeliaran.
Selain itu, Sahroni juga menyorot di Kabupaten Bekasi, kasus lainnya yaitu aksi brutal sekelompok begal yang menyerang seorang anggota polisi Briptu AA, hingga nyaris tewas. Motor korban pun raib dibawa kabur pelaku.
Menurutnya, adanya aksi preman pasar tersebut dan aksi pembegalan dianggap meresahkan masyarakat.
“Aksi preman maupun begal belakangan ini sudah sangat mengkhawatirkan. Belakangan kita tahu di pasar tradisional," kata Sahroni dalam keterangannya diterima Suara.com, Senin (7/3/2025).
Baca Juga: Usai Jurnalis Tewas di Hotel, Kini Mayat Wanita Bercelana Doraemon Ngambang di Kali Cengkareng

"Di Bekasi ada pemalak pedagang tradisional. Ini kan sangat menyusahkan,"Orang mau jualan dengan halal malah dipalak dengan berbagai dalihnya. Maka saya mendorong Pak Kapolri untuk basmi semua preman pasar, sterilkan pasar tradisional dari segala aksi premanisme,” Sahroni menambahkan.