suara hijau

Sampah Lebaran: Masalah Lama, Belum Ada Solusi

Muhammad Yunus Suara.Com
Rabu, 09 April 2025 | 18:05 WIB
Sampah Lebaran: Masalah Lama, Belum Ada Solusi
Ilustrasi ChatGPT sampah menumpuk di jalan raya akibat pengelolaan dan perilaku warga yang buruk [Suara.com/Muhammad Yunus]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sebagian besar tetap berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yang dalam jangka panjang bisa menjadi bom waktu jika tak ada inovasi serius dalam pemilahan dan daur ulang.

Cianjur: Sampah Belum Terpilah, Armada Terbatas

Di Kabupaten Cianjur, cerita serupa terjadi. Volume sampah naik hingga 120 ton per hari selama libur Lebaran.

Mayoritas sampah merupakan sisa dapur organik, namun sayangnya tidak dipilah.

Mirisnya, dari 18 armada pengangkut, hanya 14 unit yang bisa beroperasi. Empat lainnya rusak.

Upaya sosialisasi pemilahan sampah memang digencarkan, namun kendala klasik kembali muncul.

Perilaku warga yang membuang sampah tidak sesuai waktu, dan infrastruktur yang belum memadai.

Bali: Teba Modern, Simbol Harapan Baru

Sementara itu, Bali mencoba pendekatan berbeda. Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 9 Tahun 2025 menekankan pentingnya pengolahan sampah berbasis sumber.

Baca Juga: 52 Kasus Serangan Buaya, 9 Nyawa Melayang: Apa yang Terjadi di Kotawaringin Timur?

Artinya, setiap orang bertanggung jawab atas sampah yang mereka hasilkan.

Salah satu langkah konkret adalah membangun teba modern, yaitu lubang penampung sampah organik khas Bali yang kini diadaptasi menjadi sistem kompos mini.

Seluruh kantor dinas dan sekolah diminta memilikinya. Biaya pembuatannya relatif murah, hanya sekitar Rp3 juta untuk dua unit.

Ini bukan soal anggaran, melainkan komitmen dan konsistensi.

Namun, seperti diingatkan Sekda Bali Dewa Indra, jangan sampai teba modern hanya jadi pajangan.

Tanpa literasi kepada pegawai dan kesadaran kolektif, solusi fisik seperti ini bisa berubah jadi solusi palsu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI