Kemudian, bilang Airlangga untuk meningkatkan impor ke AS, pemerintah juga akan meningkatkan impor minyak dan gas bumi (migas) dari AS. Hal ini terkuak dari paparan Airlangga dalam rapat bersama para pelaku usaha di Kantornya, hari ini.
Upaya-upaya ini, lanjut dia, bisa jadi solusi yang menguntungkan untuk kedua belah pihak. Jalur diplomasi dan negosiasi ini juga dilakukan dengan merombak perjanjian kerja sama Trade and Investment Framework Agreement (TIFA).
Dalam perombakan TIFA itu diantaranya, meningkatkan impor dan investasi dari AS, sekaligus pembelian migas oleh PT Pertamina (Persero).
Sebelumnya, Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) mendorong pemerintah untuk melobi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump terkait kebijakan tarif timbal balik atau impor sebesar 32 persen. Hal ini perlu dilakukan agar tak merugikan masyarakat.
Ketua Umum KSPSI, Jumhur Hidayat mengatakan pemerintah harus melakukan diplomasi ekonomi dengan mendatangi langsung otoritas di AS. Pemerintah disarankannya meminta agar tidak memberlakukan dulu penerapan tarif timbal balik agar tidak mengguncang perekonomian di AS dan Indonesia.
"Bila memang harus diberlakukan, agar dilakukan secara bertahap selama 10 tahun untuk mencapai 32 persen," tulis ujar Jumhur kepada wartawan, Selasa (8/4/2025).
Jumhur juga mendorong Presiden Prabowo Subianto agar memanggil semua Kepala Perwakilan RI beserta KBRI/KJRI untuk lebih bekerja keras dan cerdas membuka pasar baru di negara-negara new emerging market seperti Afrika dan Amerika Latin. Mereka diyakininya punya nilai ekspor produk-produk ke AS yang cukup besar.