Suara.com - Fenomena pencari kerja yang berdesakan di tengah keterbatasan lapangan pekerjaan baru-baru inimenyita perhatian publik di media sosial.
Sebuah video yang diunggah oleh akun X @mdy_asmara1701 memperlihatkan ribuan orang di Batam yang mengenakan pakaian formal—serba hitam dan putih—berkumpul dalam jumlah besar demi mendapatkan pekerjaan.
Sayangnya, dikarenakan saling berdesakan, beberapa pencari kerja yang diduga hadir di dalam sebuah job fair itu terlihat jatuh ke dalam selokan. Untungnya, saat itu selokan tersebut dalam kondisi kering, sehingga tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Aksi saling tolong-menolong kemudian terjadi secara spontan ketika para pencari kerja lainnya bergegas membantu rekan-rekan mereka yang terjatuh.
Peristiwa ini pun menyentuh berbagai lapisan masyarakat. Tidak sedikit warganet yang mengungkapkan keprihatinan atas kejadian tersebut, yang dianggap sebagai simbol nyata tingginya angka pengangguran dan minimnya lapangan kerja yang layak.
Meski antusiasme dan harapan mereka begitu besar, situasi di lapangan tak sebanding, mencerminkan realitas getir dunia ketenagakerjaan di Indonesia.
Seorang pengguna, dengan nama akun @nev****, menyampaikan, "Sekarang banyak banget pengangguran, lapangan kerja tidak ada." Sebuah kalimat yang sesungguhnya menggambarkan kondisi sosial ekonomi yang kian memprihatinkan.
Dalam sistem ketenagakerjaan yang seharusnya modern dan efisien, peristiwa semacam ini menandakan adanya ketimpangan besar antara permintaan dan penawaran tenaga kerja.
Masih banyak perusahaan yang mengandalkan sistem rekrutmen konvensional dengan pengumpulan berkas secara fisik, sehingga menciptakan penumpukan massa di satu lokasi.
Baca Juga: 5 Pekerjaan yang Cocok Buat Introvert, Segini Total Gajinya
Hal ini tidak hanya menimbulkan risiko keselamatan, tetapi juga menambah beban psikologis bagi para pencari kerja yang sudah tertekan secara ekonomi.
Beberapa warganet bahkan menyarankan agar peristiwa semacam ini disebarluaskan agar menarik perhatian pemerintah.
Akun @eko**** menuliskan, "Hal-hal seperti ini sebaiknya diviralkan agar sampai ke pemerintah!," Seruan ini menunjukkan bahwa masyarakat merasa kurangnya perhatian dari otoritas terhadap permasalahan pengangguran yang terus meningkat.
Tidak sedikit pula yang mengkritik ketimpangan sosial dan kemudahan akses yang dimiliki oleh sebagian kecil elite.
Pengguna @dal**** menyindir, "Pupupapa mah gk perlu desak-desakan begini... tinggal ngerengek sama bapaknya, angkele... Sim salabim... tetiba jadi wapres paling dungu sepanjang sejarah."
Komentar ini, walau bernada sarkastik, mencerminkan keresahan publik atas kesenjangan sosial yang makin lebar.