Melalui keterangan dari Biro Hukum dan Humas BGN, Dadan belum dapat memastikan apakah keracunan terjadi akibat menu MBG atau akibat hal lain. BGN masih menunggu hasil lab yang tengah dilakukan timnya untuk mengetahui penyebab keracunan tersebut.
Berdasarkan laporan, saat ini sampel MBG yang dimasak Senin (21/04/2025) telah dikirim ke Lab Kesda di provinsi setempat. Adapun hasilnya keluar dalam rentang waktu sepuluh hari ke depan.
Lebih lanjut, menurut keterangan dari perwakilan SPPG, makanan yang diolah telah memenuhi standar dan telah melewati proses sebagaimana mestinya.

“Kami sedang menunggu hasil Lab Kesda Provinsi dari sampel yang sudah dikirimkan. Kami akan update infonya pada kesempatan pertama setelah hasil lab keluar,” tegasnya.
Imbas dari insiden puluhan siswa mengalami keracunan, BGN mengaku bakal meningkatkan pengawasan terhadap program MBG. Langkah preventif dari BGN soal program MBG sebagai berikut:
- Meningkatkan pengawasan standar penyimpanan makanan di dapur MBG.
- Melakukan proses penyempurnaan sistem berskala nasional
- Mendorong transparansi jadwal menu harian melalui kanal digital.
- Meningkatkan kapasitas pelatihan keamanan pangan bagi seluruh penyedia MBG.
Puluhan Siswa di Cianjur Keracunan MBG
Diketahui, kasus siswa mengalami keracunan usai menyantap menu MBG. Setelah kasus siswa yang keracunan di Sukoharjo, kekinian kasus keracunan siswa yang menjadi peserta MBG itu terjadi di Cianjur, Jawa Barat.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan yang menimpa puluhan siswa dari dua sekolah di Cianjur usai menyantap MBG, yang sebagian besar mendapat perawatan di rumah sakit.
Kepala Dinkes Cianjur Yusman Faisal di Cianjur, Selasa, mengatakan tidak hanya puluhan siswa, sekitar 98 warga Kecamatan Mande, mengalami keracunan massal setelah menyantap hidangan yang disuguhkan dalam acara hajatan salah seorang warga.
Baca Juga: Prabowo Absen, Jokowi Bakal Diutus ke Pemakaman Paus Fransiskus, Apa Alasannya?
"Sehingga, total warga yang mengalami keracunan selama dua hari terakhir sekitar 176 orang dengan rincian 23 siswa SMP PGRI 1, 55 siswa MAN I Cianjur, dan 98 warga Kecamatan Mande," katanya sebagaimana ditulis Antara.