Baru pada tahun 2013, pemerintah Indonesia secara resmi menjadikan 1 Mei sebagai hari libur nasional, seiring dengan tuntutan kuat dari serikat pekerja dan gerakan buruh.
Simbol Perjuangan yang Masih Relevan
Hari ini, meskipun banyak capaian yang telah diraih—seperti perlindungan ketenagakerjaan, jaminan sosial, dan kenaikan UMR. Masalah baru terus muncul.
Sistem kerja kontrak, outsourcing, upah yang stagnan, PHK massal, hingga pelecehan di tempat kerja.
Di tengah gelombang ekonomi digital dan otomatisasi, tantangan bagi buruh semakin kompleks.
Karena itu, May Day tetap menjadi momen penting, bukan hanya untuk mengenang sejarah. Tetapi juga memperkuat solidaritas antarpekerja lintas sektor dan generasi.
Di era modern, makna perjuangan tak lagi hanya soal jam kerja, tetapi tentang keberlanjutan pekerjaan, keadilan dalam sistem ekonomi, serta perlindungan martabat manusia di dunia kerja.
Sejarah May Day adalah sejarah tentang keberanian dan keteguhan hati. Tentang manusia-manusia biasa yang bersatu untuk menuntut hidup yang lebih adil.
Dari Chicago hingga Jakarta, dari abad ke-19 hingga abad ke-21, semangatnya tetap menyala.
Baca Juga: Rayakan Hari Buruh, Dansical TARIAKAN Pentas di Taman Ismail Marzuki
Karena selama masih ada ketimpangan, selama buruh belum sepenuhnya dihargai, maka May Day akan terus hidup sebagai suara perlawanan dan harapan.