Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung berencana menjadikan dua Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) go public alias melantai di bursa saham selama masa kepemimpinannya bersama Wakil Gubernur Rano Karno. Ia menganggap hal ini perlu dilakukan demi kemajuan perusahaan.
Target itu disampaikan Pramono Anung dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi II DPR RI di Gedung Parlemen, Senayan, pada Rabu (30/4/2025).
"Kami berpandangan nanti dalam kurun waktu kepemimpinan kami akan ada dua atau tiga BUMD yang akan kami IPO-kan," ujar Pramono di hadapan anggota dewan.
Salah satu BUMD yang jadi fokus utama adalah PT Bank DKI. Pramono menekankan bahwa proses initial public offering (IPO) Bank DKI harus rampung paling lama dalam setahun ke depan.
"Memang saya meminta paling lama satu tahun mereka harus bisa go public. Kenapa mereka harus bisa go public? Supaya publik yang memberikan pengawasan kepada mereka," ungkapnya.
Tak hanya berencana menjual saham ke publik, Pramono juga membuka opsi untuk mengganti nama Bank DKI. Menurutnya, branding baru diperlukan agar lebih sesuai dengan perubahan status Jakarta yang tak lagi menjadi ibu kota negara.
Beberapa nama yang disebut menjadi opsi antara lain Bank Jakarta atau Bank Global.
"Karena nanti kalau DKI-nya berubah, ibu kotanya sudah tidak di Jakarta, kami akan mengubah, sehingga ada branding baru terhadap Bank DKI," ujar dia.
BUMD lain yang dibidik Pramono untuk masuk pasar saham adalah Perumda PAM Jaya. Namun, langkah ini baru akan diambil jika cakupan layanan air bersih PAM Jaya bisa menjangkau seluruh wilayah Jakarta.
Baca Juga: Pramono Anung Pamer Naik Transportasi Umum, Publik Soroti Kecurangan ASN Jalankan Instruksi Gubernur
"Salah satu yang kami inginkan untuk bisa go public sebenarnya PAM Jaya. PAM Jaya itu marketnya kurang lebih 2,5 juta, sekarang sudah bisa memenuhi 70 persen air bersih di Jakarta," ungkapnya.