5. Alamat email tidak profesional. Alamat email yang digunakan oleh pihak rekrutmen terlihat asal-asalan, seperti yang menggunakan domain umum (contoh: @gmail.com). Bahkan terkadang menyerupai nama perusahaan besar untuk menipu pelamar.
6. Proses rekrutmen tidak jelas. Tahapan perekrutan dilakukan dengan cara yang tidak transparan, seperti wawancara instan melalui aplikasi pesan tanpa adanya konfirmasi resmi. (Antara)