Sebab, bertambahnya waktu operasional tersebut pasti membutuhkan penambahan jumlah pegawai hingga biaya operasional.
"Kalau mau buka malam, sesuai kebutuhan saja. Dibutuhkan atau tidak. Membeludaklah kunjungan warga ke perpustakaan daerah. Jangan ini jadi pos anggaran baru lagi," kata Justin kepada wartawan, Minggu, 4 Mei 2025.
Lagipula, menurut Justin, saat ini kebanyakan pengunjung museum dan perpustakaan di Jakarta dipancing dari program dan kegiatan yang diselenggarakan Pemprov DKI.

"Banyak anak-anak sekolah yang bahkan dibiayai oleh Dinas Perpustakaan, Dinas Pendidikan juga. Bahkan kalau yang dari Pulau Seribu, kalau ke sini disediain juga transportasinya. Jadi pengunjungnya enggak organik," tutur Justin.
Platform Digital
Apabila Pramono ingin memberi ruang yang lebih luas untuk menunjang masyarakat dalam memenuhi kebutuhan penyerapan beragam ilmu, Justin menyarankan Pemprov DKI fokus mengembangkan platform digital.
"Kita ada website-nya dan di situ bisa pinjam buku. Jadi saya kira kita yang efisien saja yang sesuai dengan perkembangan zaman, kalau kita sudah telontorkan dana banyak untuk online perpustakaan ini," katanya.
Sementara itu, terkait program memperpanjang jam operasional museum-perpustakaan, sebelumnya Pramono juga sudah mulai menjalankan rencana awal dengan merenovasi tiga taman.
Ketiga taman itu adalah Taman Langsat, Taman Ayodya, dan Taman Leuser yang berlokasi di dekat Sekretariat ASEAN.
Baca Juga: Pramono Anung Serius Kaji IPO PAM Jaya, Targetkan Dana Segar Rp8 Triliun
"Kami akan membuat tiga taman ini—Taman Ayodya, Taman Langsat, dan Taman Leuser—menjadi sarana penunjang Ibu Kota ASEAN, sehingga fasilitas yang ada selama ini bisa dimanfaatkan secara maksimal," ujarnya di Jakarta Selatan, Jumat 11 April 2025.