Suara.com - Proses pemulihan sistem yang dilakukan oleh Bank DKI akhirnya rampung pada Selasa (6/5/2025). Layanan transfer antarbank melalui skema Real Time Online (RTOL) pada aplikasi JakOne Mobile kini bisa kembali diakses oleh nasabah.
Layanan ini sempat tak bisa digunakan sejak akhir Maret 2025 lalu lantaran adanya perbaikan sistem. Transaksi antarbank melalui mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sudah lebih dahulu bisa digunakan.
Salah satu nasabah bernama Geri (34) mengaku senang akhirnya bisa menggunakan lagi layanan ini.
"Akhirnya tadi pagi sudah bisa transfer antarbank. Baru dikabarin teman tadi, pas dicek di aplikasi JakOne, eh benar sudah balik lagi pilihannya (transfer antarbank)," ujar Geri kepada Suara.com, Selasa (6/6/2025).
Selama dua bulan belakangan ini, Geri mengaku harus menggunakan aplikasi pihak ketiga untuk melakukan transfer antarbank. Ia merasa hal ini menyulitkannya dalam melakukan transaksi antarbank.
"Kemarin ya pakai aplikasi. Jadi agak lebih ribet emang. Alhamdulillah sekarang sudah bisa lagi ya," tuturnya.
Direktur Utama Bank DKI, Agus H Widodo mengakui pihaknya kini telah mengembalikan layanan transfer antarbank melalui skema Real Time Online (RTOL) di aplikasi JakOne Mobile.
“Layanan transfer antarbank melalui skema BI Fast melalui aplikasi JakOne Mobile masih dalam proses koordinasi lebih lanjut dengan pihak regulator," jelasnya.
Lebih lanjut, Agus menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami nasabah. Ia menyatakan proses pemulihan sistem telah dilakukan secara hati-hati dan bertahap demi keamanan dan kenyamanan nasabah.
Baca Juga: Layanan Transfer Antarbank Via JakOne Mobile Tak Kunjung Pulih, Dirut Bank DKI Minta Nasabah Sabar
Ia juga menyatakan selama periode pemulihan, kerahasiaan, keamanan data, dan dana nasabah tetap terjaga dengan baik.
Agus turut memastikan setiap permasalahan yang mungkin muncul telah ditindaklanjuti dan diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
"Kami memahami bahwa aktivitas pemeliharaan sistem ini telah memberikan ketidaknyamanan bagi sebagian nasabah. Namun, hal ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk terus meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan keandalan layanan digital Bank DKI," jelas Agus.
Lebih lanjut, ia juga menyatakan pihaknya secara rutin melakukan pemantauan dan pengujian sistem untuk memastikan stabilitas operasional dan kelancaran layanan.
Selain melalui JakOne Mobile, transaksi transfer antar-bank juga dapat dilakukan melalui Jaringan ATM Bank DKI yang tersedia 24 jam.
Saat ini, Bank DKI mengoperasikan lebih dari 750 unit ATM yang tersebar di berbagai titik strategis di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, termasuk di kantor kelurahan dan kecamatan, pusat perbelanjaan, terminal, stasiun, hingga lokasi publik lainnya.
Selain itu, Bank DKI juga memiliki jaringan ATM di kota-kota besar lainnya seperti Bandung, Semarang, Solo, Gresik, Sidoarjo, hingga Lampung dan di ATM jaringan ATM Bersama maupun ATM Prima.
Transaksi transfer antarbank dapat juga dilakukan melalui Jaringan Kantor Cabang/Cabang Pembantu Bank DKI dan Bank DKI Syariah pada hari kerja.
Layanan operasional pada seluruh Kantor Cabang Bank DKI dipastikannya juga beroperasi secara normal dan dapat diakses nasabah untuk memenuhi kebutuhan perbankan seperti transaksi setor dan tarik tunai (tabungan dan giro), pemindahbukuan antar rekening Bank DKI, dan pemindahbukuan antar bank melalui SKNBI dan RTGS.
Sementara, nasabah korporasi tetap dapat melakukan layanan transfer antarbank dengan menggunakan SKNBI dan RTGS yang tersedia pada Cash Management System Bank DKI.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih memberikan kesempatan kepada Direktur Utama Bank DKI Agus Haryoto Widodo untuk menyelesaikan permasalahan layanan di bank tersebut.
"Dia perusahaan BUMD. Dan harus juga beroperasi secara profesional," kata Staf Khusus Gubernur Bidang Komunikasi dan Sosial Chico Hakim saat dijumpai di Balai Kota Jakarta, Rabu (16/4/2025).
Untuk sementara waktu masih diberikan kesempatan kepada Direktur Utama (Dirut) Bank DKI untuk menyelesaikan permasalahan di bank tersebut.
Terkait unjuk rasa yang dilakukan sejumlah orang di depan Balai Kota Jakarta sejak Selasa siang (15/4), Chico mengatakan, sejauh ini Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo hanya meminta Direktur Teknologi Informasi (IT) Bank DKI Amirul Wicaksono untuk dibebastugaskan.
“Ya ginilah, kalau kita di perusahaan, masalahnya di divisi apa gitu ya, berulang-ulang. Yang harus dimintai pertanggungjawaban kan dia," katanya sebagaimana dilansir Antara.
Terhadap Direktur IT Bank DKI Amirul Wicaksono sudah diambil tindakan. "Yang kedua kan sedang ada proses, Bank DKI juga sedang berbenah," kata Chico.
Hal yang terpenting, kata Chico, masyarakat tak perlu khawatir sebab uang mereka yang masih tersimpan di Bank DKI dipastikan aman.
Sejak kemarin hingga sore hari ini, sekelompok massa yang menamakan diri "Poros Pemuda untuk Kebenaran" menggelar aksi damai dengan mendirikan tenda di trotoar depan pintu masuk Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat.
Aksi ini mereka gelar sebagai bentuk protes atas buruknya pengelolaan Bank DKI. Terdapat tiga tenda berukuran 210x240x130 centimeter (cm) berwarna biru tosca yang berjajar rapi di atas trotoar.
Sejumlah peserta aksi tampak duduk santai sambil berbincang satu sama lain. Sebagian lainnya menulis curahan hati di selembar kertas dan menempelkannya di permukaan tenda.
Salah satu seruan yang tertulis di kertas tersebut berbunyi "Usut Kasus Bank DKI, Copot Dirut Bank DKI, Jagain Kami Jangan Bubarin Kami, Kami Mau Menginap".
Tak hanya itu, tiga spanduk (banner) berwarna putih yang telah ditulis dengan cat semprot merah juga terpampang, bertuliskan tuntutan seperti "Benahi Bank Copot Dirut DKI", "Copot Dirut Utama Bank DKI" dan "Aksi Damai Usut Bank DKI".
Perwakilan aksi, Ahmad Setiawan menyebutkan aksi ini digelar sebagai respons atas kekecewaan masyarakat terhadap layanan aplikasi "mobile banking" Bank DKI, JakOne Mobile, yang akhir-akhir ini bermasalah.
“Kami hadir di sini atas dasar tadi keresahan dari masyarakat, dari pengguna nasabah dari Bank DKI itu sendiri yang merasa kecewa kepada Bank DKI,” kata Ahmad.
Ia menegaskan, aksi damai ini dilakukan di depan Balai Kota karena ingin menyampaikan langsung tuntutan kepada Gubernur Jakarta Pramono Anung yang memiliki kewenangan untuk mencopot Direktur Utama Bank DKI.