Suara.com - Badan Gizi Nasional (BGN) kembali mengubah sistem keuangan program Makan Bergizi (MBG) dengan menghapus skema reimburse. Sebagai gantinya, BGN akan menggunakan sistem uang muka yang ditransfer langsung ke rekening virtual mitra yang digunakan dalam jangka waktu 10 hari.
"Sekarang sudah tidak ada lagi sistem reimburse, yang ada sekarang hanya sisa-sisa yang sebelumnya dan sedang kami selesaikan. Mudah-mudahan bisa selesai minggu ini," kata Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana saat rapat dengan Komisi IX DPR di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/5/2025).
BGN kemudian memperkenalkan sistem baru berbasis virtual account (VA) sebagai bentuk pengawasan keuangan yang lebih ketat. Dana yang sebelumnya langsung masuk ke rekening yayasan, kini harus melalui verifikasi terlebih dahulu dan hanya bisa dicairkan oleh dua pihak, yakni perwakilan yayasan dan Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi.
Dadan Hindayana menekankan bahwa setiap transaksi harus dilakukan secara digital agar pengawasannya lebih transparan. Dia menargetkan, sistem VA tersebut bisa mulai dilakukan pekan depan. Sehingga seluruh mitra BGN yang menyediakan makan bergizi gratis itu diharapkan seluruhnya telah memiliki virtual account.
"Mulai sekarang tidak ada SPPG yang boleh jalan sebelum ada virtual account, dan uang muka yang masuk untuk 10 hari ke depan. Mitra-mitra bekerja dengan uang muka yang dikirim oleh Badan Gizi untuk 10 hari ke depan. Jadi kalau mitra ingin melaksanakan program makan bergizi pada tanggal 5 Mei ini, maka mitra dengan Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi harus membuat proposal tanggal 20 April," papar Dadan di depan anggota dewan yang mengikuti rapat.
Dadan Hindayana menyebut, MBG merupakan program bantuan sosial dengan pola bantuan pemerintah yang memungkinkan dana dicairkan ke perorangan, kelompok masyarakat, atau yayasan. Sehingga, demi menghindari risiko penyalahgunaan, BGN memilih menyalurkan dana melalui yayasan sebagai mitra pelaksana.
"Jadi pola bantuan pemerintah dilakukan karena ini adalah biaya sosial yang bisa dicairkan ke pihak perorangan, atau ke kelompok masyarakat, atau juga ke yayasan. Badan Gizi tidak mau ambil risiko dengan perorangan dan kelompok masyarakat, maka kemudian kami memilih yayasan," ucapnya.
Data BGN per 5 Mei 2025 tercatat bahwa program MBG sudah dilakukan di 1.286 SPPG yang tersebar di 38 Provinsi. Adapun jumlah masyarakat yang sudah menjadi penerima manfaat totalnya 3.506.941.000 terdiri dari 19 kelompok, mulai dari siswa PAUD sampai SMA, ibu hamil, ibu menyusui dan anak balita.
Klaim Keberhasilan MBG 99,99 Persen
Baca Juga: Prabowo Ungkap Dalang Pemberontakan PKI di Madiun: Seolah-olah Komunis, Musso-Semaun Dibawa Belanda
Presiden Prabowo Subianto mengeklaim jika tinggal keberhasilan program MBG sudah mencapai 99,99 persen. Pernyataan itu disampaikan oleh Prabowo saat menanggapi kasus siswa keracunan MBG dalam Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (5/5/2025).