Suara.com - Sebanyak 20 unit rumah dilaporkan rusak akibat angin kencang di Kamal, Kalideres, Jakarta Barat, Minggu (11/5/2025) sore.
"Ada lima rumah yang rusak berat dan 15 rumah rusak ringan," kata Kepala Satgas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta Barat, Vitus Dwi Indarto saat dihubungi, di Jakarta, Minggu.
Akibat kerusakan tersebut, dua orang warga bernama Nasuha dan Saepul terluka akibat terkena reruntuhan asbes.
"Ada dua orang terluka, tapi sudah mendapat penanganan," kata Vitus sebagaimana dilansir Antara.
Lebih lanjut, Vitus mendata ada 34 kepala keluarga dengan 120 jiwa menjadi korban akibat kerusakan rumah.
"Sebagian besar rumah mereka alami kerusakan, misalnya atap yang rusak karena angin. Tapi mereka tidak mengungsi dan memilih bertahan di rumah masing-masing," ujar Vitus.
Mereka juga mulai membersihkan puing-puing kerusakan rumah dan memperbaiki atap yang bolong.
"Keluarga mereka sudah membersihkan puing-puing bangunan. Kemudian beberapa rumah juga sudah diperbaiki atap yang rusak dengan material yang ada," ujar Vitus.
Sebuah video di akun Instagram @warga.jakbar, menggambarkan sejumlah atap rumah warga di Kalideres rusak.
Baca Juga: Kobaran Maut di Korea Selatan: 24 Nyawa Melayang, Angin Kencang Perparah Kebakaran
Masih pada akun yang sama, sebuah video juga menunjukkan warga yang histeris akibat angin kencang di Pegadungan, Kalideres itu.
Hingga berita ini dilaporkan pukul 20.00 WIB, laporan kerusakan baru didata di Kamal, sementara wilayah lain di Kalideres belum didata secara detail.
"Masih dalam pendataan," ujar Vitus.
Prediksi Cuaca BMKG
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi/memperkirakan cuaca di Indonesia pada Minggu (11/5/2025) akan didominasi oleh kondisi hujan sedang hingga lebat pada 35 provinsi.
"Fenomena ini dipengaruhi oleh dinamika atmosfer, termasuk aktivitas siklon tropis dan sirkulasi siklonik di beberapa wilayah perairan Indonesia," kata Prakirawan BMKG Azhari Putri dilansir dari laman resmi BMKG di Jakarta.
Ia mengatakan, beberapa wilayah juga diprediksi mengalami hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat, petir, dan angin kencang.
Pada 11 Mei 2025, status waspada hujan sedang hingga lebat diberlakukan untuk Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur.
Status waspada yang sama juga berlaku di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua.
BMKG juga memberlakukan status siaga lebat hingga sangat lebat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Papua Selatan.
"Status awas berupa hujan sangat lebat hingga ekstrem, nihil," katanya.
Peringatan dini angin kencang berlaku di Provinsi Sumatera Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Peringatan dini cuaca ini menunjukkan nilai akumulasi harian paling tinggi dalam satu provinsi," katanya.
BMKG menyebutkan bahwa wilayah tersebut berpotensi terdampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan pohon tumbang akibat cuaca ekstrem.
Cuaca Ekstrem Picu Bencana
Di sisi lain, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan cuaca ekstrem telah memicu bencana di wilayah Yogyakarta dan Bogor, Jawa Barat, hingga pekan kedua Mei 2025.
Laman resmi BNPB di Jakarta, Minggu, mencatat sejumlah bencana akibat cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang yang menyebabkan kerusakan rumah warga hingga fasilitas umum.
"Laporan pertama adalah kejadian cuaca ekstrem di Provinsi Yogyakarta. Hujan disertai angin kencang dan petir menyebabkan pohon tumbang di beberapa titik," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, peristiwa itu terjadi pada Jumat (9/5) siang menyebabkan pohon tumbang di tiga kelurahan: Wonosari, Katongan, dan Bejiharjo. Akibatnya, satu rumah rusak berat dan 15 rumah lainnya mengalami kerusakan ringan.
"Selain itu, satu kios, satu kandang ternak, dan satu dinding penahan tanah turut terdampak," katanya.
Tim BPBD Provinsi Yogyakarta bersama BPBD Kabupaten Gunungkidul telah melakukan pembersihan pohon tumbang dan pendataan kerugian yang masih berlangsung.
Sementara itu, di Kabupaten Bogor, cuaca ekstrem juga terjadi sejak Senin (5/5). Hujan deras disertai angin kencang merusak atap rumah warga di tiga desa: Bantarsari, Kota Batu, dan Lemah Duhur.
"Sebanyak 10 kepala keluarga terdampak, dengan beberapa rumah masih membutuhkan bantuan seperti terpal dan logistik darurat," katanya.
Keesokan harinya, angin kencang kembali melanda enam desa lainnya di Bogor: Pasir Jambu, Ciomas Rahayu, Pagelaran, Cibanteng, Sukamantri, dan Purwabakti.
"Total enam rumah mengalami rusak sedang, dan 15 lainnya rusak ringan, mayoritas pada bagian atap," katanya.
Abdul Muhari mengatakan perbaikan sudah dilakukan di beberapa titik, namun kebutuhan akan terpal masih mendesak, khususnya di Desa Ciomas Rahayu.
Ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada menghadapi potensi bencana yang meningkat pada masa peralihan musim ini.
Ia juga menyarankan agar warga menebang pohon-pohon yang berisiko tumbang untuk mencegah kerusakan lebih lanjut jika angin kencang kembali terjadi.