Korban Kapal Wisata Tiga Putra Karam di Bengkulu Bertambah Jadi 8 Orang

Tasmalinda Suara.Com
Selasa, 13 Mei 2025 | 12:56 WIB
Korban Kapal Wisata Tiga Putra Karam di Bengkulu Bertambah Jadi 8 Orang
korban kapal wisata karam dari Pulau Tikus Bengkulu bertambah

Suara.com - Duka mendalam masih menyelimuti masyarakat Bengkulu menyusul insiden tenggelamnya kapal wisata Tiga Putra di perairan Pantai Malabero, Kota Bengkulu, yang terjadi pada Minggu (11/5).

Tragedi tersebut kini menelan korban jiwa kedelapan, yakni Silvia Alvionita (27), warga Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu.

Silvia sempat menjadi korban yang paling mendapat perhatian setelah berhasil dievakuasi dalam kondisi kritis dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Kota Bengkulu.

Ia dirawat intensif di ruang ICU selama beberapa jam.

Namun, nyawanya tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pada Minggu malam, sekitar pukul 20.30 WIB.

"Ya benar, korban meninggal sekitar jam 20.30 malam tadi," ujar Wakil Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Kota Bengkulu, dr. Debby, saat dikonfirmasi awak media pada Selasa (13/5).

Ia menjelaskan bahwa Silvia sejak awal sudah tidak sadarkan diri saat dievakuasi dari lokasi kejadian.

"Kondisinya memang sudah sangat kritis sejak dibawa ke rumah sakit. Kami sudah melakukan penanganan maksimal, namun Tuhan berkehendak lain."

Kabar duka ini menambah panjang daftar korban tewas dalam tragedi memilukan yang mengguncang akhir pekan warga Bengkulu.

Baca Juga: 7 Fakta Tragedi Kapal Wisata Karam dari Pulau Tikus Bengkulu: 7 Orang Diperiksa

Kapal wisata Tiga Putra, yang diduga kelebihan muatan dan tidak dilengkapi standar keselamatan memadai, tenggelam saat sedang membawa puluhan wisatawan lokal yang tengah menikmati libur akhir pekan.

Pihak berwenang, termasuk Basarnas, TNI, Polairud, dan tim medis, terus melakukan upaya pencarian korban hilang dan pendalaman penyebab kejadian.

Beberapa saksi mata menyebutkan, kapal terlihat oleng sebelum akhirnya terbalik akibat diterjang ombak besar. Banyak penumpang yang tidak mengenakan pelampung, sehingga menyulitkan proses evakuasi.

Silvia diketahui tengah berlibur bersama teman-temannya.

Menurut informasi keluarga, ia merupakan pribadi yang ceria dan aktif di kegiatan sosial. Kepergiannya yang tiba-tiba menyisakan luka mendalam, tak hanya bagi keluarga, tapi juga teman-teman dekatnya.

Sementara itu, aparat kepolisian telah memeriksa pemilik kapal dan sejumlah saksi lainnya untuk mengungkap dugaan kelalaian dalam operasional kapal wisata tersebut.

Polisi juga tengah menelusuri izin operasi kapal dan standar keamanan yang diterapkan.

Gubernur Bengkulu dan Wali Kota Bengkulu menyampaikan belasungkawa dan menginstruksikan agar pengawasan terhadap layanan wisata air ditingkatkan.

“Kami tidak ingin kejadian seperti ini terulang. Semua kapal wisata wajib memenuhi standar keselamatan,” tegas seorang pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Bengkulu.

Bengkulu kini berkabung, dan tragedi ini menjadi momentum penting untuk membenahi keselamatan wisata bahari di wilayah tersebut.

Dengan demikian, total korban tewas dalam insiden tersebut menjadi delapan orang. Sebelumnya, tujuh korban telah dikonfirmasi meninggal dunia, yakni:

  1. Riska Nurjanah (28), asal Lubuk Linggau, Sumatera Selatan
  2. Ratna Kurniati (28), warga Kota Bengkulu
  3. Tesya (20), warga Kabupaten Kepahiang, Bengkulu
  4. Nesya (27), warga Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu
  5. Arva Richi Dekry (29), warga Padang Utara, Sumatera Barat
  6. Yuni Saputri, warga Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu
  7. Suwantra, warga Kabupaten Muaro Bungo, Jambi

Kepolisian Resor Kota (Polresta) Bengkulu telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pada Senin (12/5) terhadap kapal yang membawa 104 penumpang termasuk awak kapal.

Tim Inafis Polresta Bengkulu juga memasang garis polisi di lokasi kejadian dan melakukan pengukuran kapal untuk penyelidikan lebih lanjut.

Sebelum melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi lebih dulu memeriksa pemilik jasa perjalanan sekaligus nakhoda kapal serta lima anak buah kapal (ABK) yang bertugas saat insiden terjadi.

Tujuh orang yang telah dimintai keterangan tersebut adalah Edi Susanto, Rahmad, Andri, Yandi, Dedek, dan Fandi.

Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dan demi kelancaran proses penyelidikan, Polresta Bengkulu mengambil langkah tegas dengan menutup sementara akses perjalanan wisata ke Pulau Tikus menggunakan kapal Tiga Putra, hingga proses hukum selesai dan situasi kembali kondusif.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI