Sementara itu, uji coba fase 1 dan fase 2 sebelumnya telah lebih dulu dilakukan di negara Eropa, salah satunya Swiss.
Sebagai negara yang ikut andil dalam tahap uji coba, Indonesia nantinya bisa memproduksi sendiri vaksin tersebut, sehingga bisa lebih mudah mendapatkan akses dosis vaksin yang dibutuhkan. Taruna menyebutkan, kemudahan akses tersebut menguntungkan bagi Indonesia, mengingat kasus TB masih tinggi.
"Kita tahu berdasarkan epidemiologis, penyakit TB terbesar kedua di dunia itu ada di Indonesia. Yang pertama di India, yang kedua kita di Indonesia. Artinya, masyarakat kita, rakyat kita sangat membutuhkan pengombatan," ujarnya.
Menurut Taruna, vaksin TB yang ada saat ini, BCG, sudah kurang efisien dalam menangkal penyakit infeksi bakteri tersebut. Sehingga, memang sudah saatnya ada penelitian terkini untuk membuat vaksin baru.