Suara.com - Di tengah derasnya arus pembangunan, masih banyak keluarga yang tercecer di garis belakang. Salah satunya adalah keluarga Pak Herman, seorang kuli bangunan dengan empat anak yang tinggal di rumah sempit di daerah Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Rumah sempit berukuran sekitar 4x4 meter itu bahkan dibangun di atas tanah milik Dinas Pekerjaan Umum dan harus menampung enam orang. Kehidupan keluarga Herman beserta istrinya, Fitri, dan keempat anaknya menjadi potret nyata dari kemiskinan ekstrem yang masih ada di sebagian masyarakat Indonesia.
Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, turun langsung meninjau kondisi keluarga Pak Herman di Kabupaten Bandung. Kunjungannya itu sekaligus untuk asesment calon siswa Sekolah Rakyat.
"Pak Herman, ini kuli bangunan, punya empat anak, tentu penghasilannya tidak kurang dari Rp1 juta setiap bulannya dan tidak cukup untuk mencukupi keluarganya. Keluarga-keluarga seperti inilah yang menjadi sasaran dari sekolah rakyat sebagaimana yang diarahkan oleh Presiden," ucap Gus Ipul di Bandung, Kamis (29/5/2025).
Keluarga Pak Herman menjadi satu dari sekian banyak rumah tangga yang masuk dalam kategori desil satu, kategori miskin ekstrem Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Mereka menjadi sasaran utama dari program Sekolah Rakyat.
Dalam tahap awal, baru anak pertama Pak Herman yang kini berusia 12 tahun, Aldan akan masuk ke Sekolah Rakyat setelah lulus SD.
Namun ke depannya, seluruh keluarga akan masuk dalam sistem pendampingan terintegrasi, yang melibatkan Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), Dinas Sosial Kabupaten Bandung, dan Badan Pusat Statistik (BPS).
"Kira-kira begini konsepnya, anaknya sekolah, orang tuanya diberdayakan, tadi sudah ada diskusi, insya Allah orang tuanya akan diberdayakan kalau mereka ingin usaha akan diberi modal, tapi sebelum itu akan dilatih," jelas Gus Ipul.
Program pemberdayaan ini juga mencakup perbaikan tempat tinggal. Namun masalah di lapangan tak sederhana. Banyak keluarga seperti Pak Herman yang tinggal di tanah sewa atau tanah milik pihak lain, sehingga perbaikan rumah menjadi tidak memungkinkan. Bahkan rumah keluarga pasangan Herman dan Fitri dibangun di atas tanah milik Dinas Pekerjaan Umum (PU).
Baca Juga: Kakang Rudianto dan Malik Risaldi Cetak Sejarah di Hadapan Bruno Fernandes
"(Rumah keluarga Pak Herman dibangun) di tanah milik Dinas PU. Jadi ini jelas berdiri di atas tanah yang bukan miliknya. Tapi cukup memprihatinkan rumahnya ya. Dengan sekecil ini ditinggali oleh 6 orang. (Solusinya) direlokasi kalau ini, nggak mungkin dibangun di sini. Tapi nanti kerjasama dengan kabupaten maupun dengan provinsi," ucapnya.
Gus Ipul menekankan kalau program Sekolah Rakyat bertujuan memutus kemiskinan yang terjadi di masyarakat melalui pendidikan. Dia berharap, setiap anak dari keluarga miskin yang akan menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat pada akhirnya bisa memiliki pekerjaan dan penghasilan lebih baik dari orangtuanya.
Ke Bandung
Pada Kamis ini, Menteri Sosial Saifullah Yusuf alias Gus Ipul tinjau calon lokasi penyelenggaraan Sekolah Rakyat di kawasan Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.
Dalam kunjungan itu, Gus Ipul menegaskan kalau penggunaan Wisma Atlet sebagai asrama dan ruang belajar bagi Sekolah Rakyat bersifat sementara.

"Tahun ini, tahun ajaran 2025-2026 ini menggunakan Wisma Atlet ya. Kami lihat tadi ruang belajarnya, ruang tidurnya. Meskipun ini masih sementara, tetapi tetap ini disurvei, tetap diassessment oleh Kementerian Pekerjaan Umum," kata Gus Ipul ditemui usai meninjau calon asrama Sekolah Rakyat di Kabupaten Bandung, Kamis (29/5/2025).